Kelompok radikal Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom bunuh diri yang mengguncang acara pertemuan partai politik di Pakistan. Jumlah korban tewas akibat ledakan itu bertambah menjadi sedikitnya 54 orang, termasuk 23 anak-anak.
Seperti dilansir AFP, Selasa (1/8/2023), ledakan itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Pakistan akan menghadapi periode pemilu berdarah setelah berbulan-bulan dilanda kekacauan politik yang dipicu oleh penggulingan Imran Khan sebagai Perdana Menteri (PM) pada April tahun lalu.
Sekitar 400 anggota partai Jamiat Ulema-e-Islam-F (JUI-F) — mitra koalisi utama pemerintah yang dipimpin seorang ulama penghasut — sedang menunggu pidato dimulai pada Minggu (30/7), ketika tiba-tiba seorang pengebom bunuh diri meledakkan rompi berisi peledak dan bola-bola kecil di dekat panggung.
Seorang pejabat senior pada departemen kontra-terorisme (CTD), Shaukat Abbas, menuturkan kepada AFP bahwa sedikitnya 54 orang tewas, termasuk 23 orang yang berusia 18 tahun ke bawah.
Dalam pernyataan pada Senin (31/7) waktu setempat, ISIS merilis pernyataan yang isinya mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom di wilayah Khar itu.
“Seorang penyerang bom bunuh diri dari Islamic State … meledakkan jaket peledaknya di tengah kerumunan,” demikian pernyataan kantor berita ISIS, Amaq, dalam pernyataannya.