Ketua Delegasi Organisasi Centrist Asia Pasific Democrats International (CAPDI) Indonesia Agung Laksono memantau jalannya kampanye di Phnom Penh, Kamboja. Agung menyebut proses kampanye di Kamboja berjalan damai, sukacita, tanpa saling menghujat.
Diketahui, organisasi Capdi merupakan organisasi yang mempertemukan tokoh-tokoh partai politik maupun sipil dengan spektrum moderat. Capdi juga organisasi yang mengawasi sistem politik dan memantau pemilu di berbagai negara.
Selain Capdi, organisasi lainnya yang ikut memantau pemilu di Kamboja adalah International Conference of Asian Political Party (ICAAP). Pemantau pemilu internasional ada 330 dari 65 negara.
Agung Laksono mulanya berbicara tentang perbaikan penyelenggaraan pemilu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah Kamboja. Dia menyebut perbaikan itu terlihat saat proses kampanye hari ini, di mana seluruh partai politik diberi kebebasan melakukan kampanye.
“Saya juga melihat perbaikan dengan sungguh, perbaikan pada aturannya, kali ini diikuti kalau tidak salah oleh 18 partai di Kamboja, dan mereka diberi kebebasan untuk melakukan kampanye,” kata Agung di Phnom Penh, Kamboja, Jumat (21/7/2023).
Kampanye di Kamboja yang berjalan damai dan sukacita rupanya membuat Agung terkagum-kagum. Agung menyebut Kamboja mampu membuktikan kualitasnya dalam penyelenggara pemilu.
“Kampanye saya lihat cukup menarik, damai, dan happy, mereka bergembira, sehingga benar-benar ini pesta demokrasi buat mereka, ini pelajaran juga bagi setiap negara di dunia, jadi kan tidak perlu dilihat besar dan kecil penduduknya, tapi kualitas dari penyelenggara tersebut,” kata Agung.
|
Agung mengatakan pemilihan umum dimaknai sebagai pesta demokrasi. Itu artinya, kata Agung, pesta di sini dimaknai kebahagiaan dan kegembiraan bersama, bukan untuk saling menghujat yang menimbulkan perpecahan.
Kegembiraan itulah yang terjadi di Kamboja. Agung yang memantau langsung proses kampanye di Kamboja menyebut tidak ada saling menghujat maupun saling memfitnah saat kampanye di Kamboja hari ini.
“Saya kira ini patut dicontoh, ini juga menjadi pelajaran buat negara-negara yang lain, karena itu hubungan ini juga bisa meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Kamboja bahkan dengan kawasan sesama negara Asia, saya menyampaikan salut ke Kamboja yang kali ini menyelenggarakan lebih baik dari yang masa yang lalu,” ujar Agung yang sudah tiga kali memantau proses pemilu di Kamboja.
Seluruh dunia termasuk Indonesia, kata Agung, harus mencontoh kampanye yang berjalan damai dan sukacita di Kamboja. Agung memuji penyelenggaraan pemilu di Kamboja yang lebih baik dari masa sebelumnya.
Agung menyebut tingkat partisipasi publik di Kamboja saat ini lebih dari 75 persen. Angka itu, kata Agung, menunjukkan pemilu di Kamboja berjalan demokratis.
“Semakin meningkat partisipasi publik, lebih dari 75 persen bahkan pernah sampai 86 persen, sehingga semakin hari semakin pemilu semakin baik, ada rasa kepercayaan dari masyarakat. Jadi saya kira menunjukkan bahwa besar kegiatan itu berjalan secara demokratis, ” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Agung juga menghadiri orientasi pemantau pemilu oleh panitia pemilu nasional (NEC) dan forum aliansi masyarakat sipil (CSAF) di Hotel Shoka. Turut hadir juga Wakil Sekjen Capdi Yasril Ananta Baharudin dan Iskandar Mandji, mantan Duta Besar Indonesia untuk Kamboja Pitono Purnomo.
Kemudian, anggota dewan pengurus Capdi Dinna Wisnu dan Pieter Lambert Diaz. Turut hadir juga Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 yang juga anggota DPR Komisi I DPR RI Dave Laksono.
Pemilu di Kamboja akan berlangsung pada 23 Juli mendatang. Pemilu akan diikuti 18 partai dan memperebutkan sekitar 125 kursi parlemen.
Jumlah pengguna hak pilih di Kamboja sekitar 9,7 juta. Penduduk Kamboja yang wajib memilih harus berusia di atas 18 tahun.