Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan Ukraina di Jembatan Kerch sebagai serangan teroris. Jembatan utama itu menghubungkan semenanjung Crimea yang tergabung ke daratan Rusia dan memiliki kepentingan strategis dan simbolis yang sangat besar bagi Moskow.
“Malam ini serangan teroris lain terjadi di jembatan itu. Akibat serangan teroris, jalan raya di beberapa bentang jembatan Crimea rusak parah. Akibatnya, lalu lintas mobil dan kereta api untuk sementara dihentikan,” kata Putin dalam pertemuan dengan para pejabat, seperti dilansir CNN, Selasa (18/7/2023).
Putin meminta otoritas negaranya, termasuk FSB, untuk menyelidiki insiden tersebut dan meminta langkah-langkah untuk mengamankan fasilitas transportasi yang penting secara strategis dari serangan di masa depan.
“Penting untuk menilai secara komprehensif kerusakan yang ditimbulkan dan memulai pekerjaan restorasi secepat mungkin,” ucapnya.
Putin mengatakan bahwa akan ada tanggapan Rusia terhadap serangan tersebut. “Kementerian Pertahanan sedang menyiapkan proposal yang relevan,” ujar Putin.
Putin juga mengklaim tidak ada kepentingan militer untuk menghancurkan jembatan tersebut.
“Ini adalah kejahatan yang tidak masuk akal dari sudut pandang tidak penting karena jembatan Crimea sudah lama tidak digunakan untuk transportasi militer dan brutal sejak warga sipil tak berdosa terbunuh,” tegasnya.
Wakil Perdana Menteri Rusia, Marat Khusnullin, mengatakan bahwa penopang jembatan lurus Kerch tidak rusak akibat ledakan itu. Dia mengklaim penyelam sedang menyelesaikan pemeriksaan jembatan dan keputusan tentang kemungkinan meluncurkan lalu lintas mobil akan dibuat dalam waktu dua jam.
Senin pagi, sumber dari dinas keamanan Ukraina (SBU) mengatakan bahwa serangan di Jembatan Crimea adalah operasi gabungan antara SBU dan angkatan laut Ukraina. Sumber itu berbicara dengan syarat anonim karena mereka belum mendapat izin untuk berbicara dalam rekaman.
Seperti diketahui, sebuah ledakan mengguncang jembatan Crimea yang menghubungkan wilayah di Ukraina bagian timur itu dengan daratan utama Rusia. Sedikitnya dua orang tewas dan seorang anak perempuan mengalami luka serius akibat ledakan yang mengguncang jembatan yang diresmikan langsung oleh Presiden Vladimir Putin.
Dilansir Reuters, Senin (17/7), beberapa foto yang diambil Reuters dari lokasi kejadian menunjukkan tidak ada lalu lintas di ruas jalan raya yang membentang sejauh 19 kilometer itu, yang menghubungkan Crimea — yang dianeksasi Kremlin dari Ukraina sejak tahun 2014 — dengan Rusia.
Selain ruas jalan raya, terdapat juga jalur rel kereta api pada jembatan tersebut. Sejumlah citra satelit yang belum terverifikasi menunjukkan pembatas logam pada jembatan itu bengkok, dengan puing-puing berserakan dan sebuah mobil yang rusak tampak di atas jembatan.