Bos MLS Tidak Khawatirkan Belanja Besar Klub-klub Arab

Pergerakan klub-klub Arab Saudi yang agresif di bursa transfer ditanggapi santai oleh bos MLS Don Garber. Dia merasa tidak terancam.

Kepindahan Cristiano Ronaldo ke Al Nassr akhir tahun lalu mengawali ekspansi besar-besaran pemain top ke Jazirab Arab. Ketika musim 2022/2023 tuntas, Karim Benzema, N’Golo Kante, dan Roberto Firmino, adalah contohnya.

Itu belum termasuk Jordan Henderson, Riyad Mahrez, dan Fabinho yang lagi diupayakan datang ke sana. Liga Arab Saudi memang jadi proyek baru pemerintah Arab Saudi untuk membuat negara makin diperhitungkan di kancah internasional.

Bahkan empat klub top kini jadi milik pemerintah lewat Public Investmen Fund (PIF), yang juga menguasai Newcastle United. Target Arab Saudi adalah masuk 10 besar liga dunia pada 2030.

Lionel Messi tak luput dari rayuan klub Arab Saudi Al Hilal yang sempat berniat menjadikannya pemain bergaji tertinggi di dunia. Tapi, Messi menolak mentah-mentah dan memilih gabung ke klub MLS Inter Miami.

Keputusan Messi ini jadi bukti bahwa MLS juga masih menarik untuk para pemain top. Memang gelombang pemain top yang hijrah ke Negeri Paman Sam tak lagi semasif di era David Beckham dan Zlatan Ibrahimovic.

Namun, dengan pemasaran yang dilakukan MLS dan juga tingkat persaingan yang ketat, MLS yakin kalau liga mereka juga akan mendunia, bahkan melebih Liga Arab Saudi nantinya.

“Anda tahu, sepakbola itu bukan cuma punya Eropa bukan? Di sini juga ada. Jadi saya tidak merasa terancam dengan apapun,” ujar Komisioner MLS Don Garber seperti dikutip Reuters.

“Saya sudah melihat hal itu terjadi di China dan saya sama sekali tidak khawatir dengan apa yang terjadi di Saudi Arabia. Sama sekali tidak,” Garber menambahkan.

“Saya rasa ketika ada pemain terbaik sepanjang sejarah memutuskan main di MLS, maka itu jadi bukti kualitas liga dan bakal berkembang seperti apa ke depannya.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *