Korban Tewas Sekte Sesat Mati Kelaparan di Kenya Kini Capai 403 Orang

Jumlah korban tewas di kasus sekte sesat Kenya yang dikenal dengan ‘Pembantaian Hutan Shakahola’ meningkat menjadi 403 orang. Jumlah tersebut meningkat usai 12 mayat ditemukan lagi dalam Hutan Shakahola.

“Jumlah korban tewas 403,” ujar Komisaris Regional Pantai Rhoda Onyancha seperti dilansir AFP, Senin (17/7/2023).

Mayat itu ditemukan dalam penggalian ‘kubur’ di Hutan Shakahola, lokasi di mana pemimpin sekte Paul Nthenge Mackenzie diduga mendesak para pengikutnya untuk mati kelaparan.

“Penggalian berlanjut besok,” tambah Onyancha.

Penyelidik terus mencari lebih banyak kuburan di sekitar lokasi. Korban pertama kali ditemukan di lokasi ini pada 13 April lalu, beberapa di antara mereka tewas dan lainnya masih hidup namun dalam kondisi lemah dan kurus.

Berdasarkan autopsi pemerintah, kelaparan diduga menjadi penyebab utama kematian, meskipun beberapa korban termasuk anak-anak dicekik atau dipukuli.

Mackenzie yang merupakan mantan sopir taksi yang kemudian menjadi pengkhotbah itu telah ditahan polisi pada pertengahan April lalu. Pada 13 Juli, pengadilan di kota pelabuhan Mombasa memperpanjang penahanannya selama satu bulan sambil menunggu penyelidikan.

Jaksa penuntut mengatakan Mackenzie menghadapi tuduhan terkait terorisme atau genosida, akan tetapi dia belum diminta untuk mengajukan pembelaan.

Pria yang mengklaim sebagai pendeta dan ayah dari tujuh anak itu mendirikan Gereja Internasional Good News pada tahun 2003.

Sejumlah pertanyaan telah diajukan tentang bagaimana dia berhasil menghindari penegakan hukum meskipun memiliki sejarah ekstremisme dan kasus hukum sebelumnya.

Jejak Kasus Mackenzie

Mackenzie terbukti melanggar hukum pada tahun 2017. Saat itu dia dituduh mendesak anak-anak untuk tidak bersekolah dan mengklaim bahwa Alkitab tidak mengakui pendidikan.

Dia ditangkap lagi pada bulan Maret lalu, setelah dua anak mati kelaparan dalam tahanan orang tua mereka. Akan tetapi Mackenzie kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Setelah penemuan kuburan massal di dekat kota Malindi di Samudra Hindia, Mackenzie, istrinya, dan 16 terdakwa lainnya ditahan.

Enam belas pria itu dituduh mengoperasikan ‘geng penegak hukum’ bersenjata yang bertugas memastikan bahwa tidak ada yang berbuka puasa atau meninggalkan tempat persembunyian hutan mereka hidup-hidup. Mereka saat ini menetap di penjara.

Istri Mackenzie, yang ditahan selama 62 hari, dibebaskan awal bulan ini dengan jaminan 100.000 shilling Kenya ($ 707).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *