Jakarta –
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayata mengungkap hasil lab menu Makan Bergizi Gratis yang diduga menyebabkan ratusan siswa keracunan di kota Bogor, Jawa Barat. Menurutnya penyebab keracunan MBG tersebut akibat adanya kontaminasi bakteri Salmonella dan E.Coli.
“Kami sudah cek bahwa penyebabnya ini sudah keluar dari lab, bahwa ada istilahnya kontaminasi salmonella dan E.coli dari bakteri itu ada di air, ado di bahan baku, di telur dan juga ada di sayuran,” kata Dadan dalam konferensi pers, Rabu, (14/5/2025).
Dadan mengatakan saat mengkonsumsi makanan tersebut para korban awalnya tidak curiga terhadap makanan MBG tersebut sehingga mampu mengonsumsinya dengan lahap. Ia mengaku prihatin dengan kejadian tersebut dan berharap agar SOP tetap dijalankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadi ini peringatan buat sesuatu yang harus kita perbaiki dan saya prihatin dengan kejadian ini karena Badan Gizi kan sudah menargetkan untuk nol kejadian,” katanya.
Ia mengatakan kejadian keracunan makanan MBG di Bogor agak berbeda dengan di tempat lain. Sebab menurutnya biasanya di daerah lain reaksinya langsung setelah mengonsumsi makanan MBG tersebut, tetapi di Bogor baru bereaksi setelah beberapa hari.
“Nah ini yang di Bogor ini agak slow reaksi, reaksi lambat. Jadi makannya hari Selasa, reaksinya baru diketahui hari Rabu dan peningkatan yang mengeluhnya justru terjadi di hari Kamis dan Jumat. Jadi ini sesuatu yang sangat berbeda sehingga pada hari Rabu, Kamis itu satuan pelayanan masih tetap berjalan,” katanya.
“Jadi saya minta laporan setiap saat, tapi kemudian Dinkes akhirnya turun tangan dan melihat bahwa jumlah yang mengeluh itu semakin hari semakin besar dan sehingga Dinas Kesehatan Kota Bogor menetapkan KLB,” ujarnya.
Sebelumnya, Korban kejadian luar biasa (KLB) keracunan massal akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), bertambah. Data terbaru mencatat jumlah korban yang merupakan siswa-siswi TK hingga SMA sebanyak 223 orang hingga hari ini.
Data tersebut berdasarkan penyelidikan epidemiologi hingga Senin (12/5). Penyelidikan dilakukan terhadap 13 sekolah.
Kemarin terdapat tambahan data siswa yang keracunan sebanyak 9 orang. Lima orang menjalani rawat inap dan empat orang lainnya menjalani rawat jalan.
“Korban yang terdata hari ini sebanyak 9 orang, sehingga total korban menjadi 223 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, Selasa (13/5/2025).
Masih dari data yang diperbarui kemarin, 27 korban selesai rawat inap. “Sehingga jumlah total yang masih berada di RS (rumah sakit) sebagai pasien rawat inap sebanyak 18 orang,” ungkap Sri.
(yld/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini