Jakarta –
Bapak pencak silat dunia Eddie Marzuki Nalapraya tutup usia. Dia meninggal dunia pada usia 93 tahun di RS Pondok Indah, Jakarta pada Selasa (13/5) pukul 09.50 WIB.
“Selaku Ketum KONI Pusat, saya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya Bapak Mayjen TNI Purn H. Eddie Marzuki Nalapraya,” kata Ketua KONI Pusat, Marciano Norman, dalam keterangan tertulisnya.
“Semoga almarhum diterima di sisi terbaik Allah SWT, keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, dan kita sebagai masyarakat olahraga prestasi dapat melanjutkan perjuangannya mengembangkan olahraga pencak silat hingga level dunia,” ujar eks Kepala BIN tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya almarhum akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta dan disemayamkan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah.
Punya Jasa Luar Biasa di Pencak Silat
Eddie sebelumnya merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta (1984-1987). Di dunia olahraga, ia memiliki jasa luar biasa pada olahraga pencak silat.
Kecintaan Eddie kepada silat sudah dari dahulu kala. Sebagai salah satu pejuang yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada Agresi Militer Belanda 1947, Eddie mulai tertarik dengan kemampuan pencak silat pejuang lainnya dalam melawan penjajah. Alhasil, ia bersahabat dengan kalangan silat dan menekuninya.
Ia pun pernah menjabat sebagai Ketum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB.IPSI) periode 1981-2003. Serta berperan penting dalam upaya membuat pencak silat diakui The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda.
Berkat perjuangan beliau, pencak silat resmi masuk daftar UNESCO pada 12 Desember 2019 melalui kegiatan Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kolombia. Kala itu Eddie mengemban amanah sebagai pembina tim pecak silat road to UNESCO dan Olympic tahun 2014-2019.
Pada tahun 1980, Eddie membentuk Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (Persilat). Beberapa organisasi pencak silat dari negara lain yang sudah ada antara lain, Persekutuan Silat Singapore (Persisi), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (Pesaka) dan utusan dari Brunei Darusalam.
Pada tahun terbentuknya Persilat, Eddie terpilih sebagai presiden. Setelah itu, pada 1987, silat dipertandingkan pada SEA Games.
Kompetisi silat juga diupayakan hadir di negara lain. Pada tahun 2008, Eddie menggagas kejuaraan pencak silat di seluruh Eropa dan ia ditetapkan ‘Bapak Pencak Silat Eropa di Swiss’.
“Jasa beliau untuk olahraga prestasi luar biasa, dan Indonesia sangat luar biasa. Almarhum juga merupakan penyandang gelar ‘KONI Lifetime Achievement Award in Sports’. Mari kita lanjutkan perjuangannya untuk mengembangkan olahraga pencak silat populer di dunia dan kelak dipertandingkan pada multievent dunia,” kata Marciano.
Pria kelahiran Tanjung Priok, Jakarta 6 Juni 1931 ini juga pernah mendapatkan penghargaan KONI Pusat pada 6 September 2022. Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman langsung yang menyerahkan di kediaman Eddie.
(mcy/rin)