Komisi X DPR soal TNI Datangi Diskusi Mahasiswa: Jangan Sampai Represif


Jakarta

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, merespons peristiwa diskusi mahasiswa di Jawa Tengah (Jateng) yang didatangi oleh sejumlah anggota TNI. Lalu Hadrian mewanti-wanti jangan sampai tujuan yang semula baik justru bersifat represif.

“Ya tentu kita husnuzan aja bahwa maksud dan tujuannya kan sebenarnya ingin menanamkan wawasan kebangsaan kepada mahasiswa-mahasiswi kita yang ada hari ini di kampus, ingin menanamkan kecintaan terhadap Tanah Air, ingin menanamkan bela negara,” kata Lalu Hadrian di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Lalu menyebut, jika ada tindakan di luar itu, maka perlu dievaluasi. Kendati demikian, ia menilai TNI tak melakukan intervensi.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Selama hal tersebut yang menjadi tujuannya, maka kami di Komisi X sepakat. Tetapi kalau di luar hal-hal yang saya sampaikan tadi, ya mohon dievaluasi. Sejauh ini kami belum melihat intervensi yang terlalu dalam ya terkait dengan korelasi-korelasi yang disampaikan tadi,” katanya.

Politikus PKB ini pun mengingatkan tindakan yang bertujuan baik justru dapat berkesan represif di publik. Lalu ingin tujuan TNI di ruang pendidikan untuk menanamkan wawasan kebangsaan.

“Jangan sampai TNI yang tadinya bertujuan untuk menanamkan wawasan kebangsaan, bela negara, kemudian menambah cinta Tanah Air bagi mahasiswa-mahasiswi kita berubah menjadi tindakan-tindakan lain di luar tindakan tersebut. Termasuk represif, pengancaman dan sebagainya,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Abdul (nama samaran), menyoroti kehadiran pria tak dikenal hingga anggota TNI dalam kegiatan diskusi mahasiswa. Abdul mengatakan diskusi itu digelar oleh Kelompok Studi Mahasiswa (KSMW) UIN Semarang pada Senin (14/4). Diskusi itu bertajuk ‘Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik’.

Saat sesi perkenalan pria tak dikenal itu tiba, kata Abdul, pria tersebut tak mau memperkenalkan diri sehingga menimbulkan kecurigaan di antara mahasiswa. Para mahasiswa pun mendesak pria itu untuk memperkenalkan diri.

“Kami sangat curiga, memang dari wajahnya secara umur itu jauh di atas. Beberapa kawan mendesak beliau memperkenalkan dirinya, tapi tidak mau. Hanya memperkenalkan dengan nama ‘Ukem’,” kata Abdul saat dihubungi awak media, dilansir detikJateng, Selasa (15/4).

Sekitar 5 menit setelah itu, pria tanpa identitas tersebut pergi. Tak berselang lama, petugas keamanan kampus datang dan mengarahkan beberapa mahasiswa untuk menemui seseorang.

Saat itu, beberapa perwakilan mahasiswa yang mengikuti satpam diminta anggota TNI itu untuk menyebutkan identitasnya, siapa saja peserta diskusi, dan tema diskusi yang digelar. Para perwakilan mahasiswa itu pun langsung waspada.

Klarifikasi TNI

TNI AD membantah ada personelnya yang memanggil mahasiswa saat diskusi di kampus UIN Walisongo, Semarang. TNI AD sudah memastikan hal tersebut.

“Ada beberapa media yang menampilkan bahwa ada mahasiswa yang dipanggil oleh personel TNI tersebut, tidak ada. Jadi tidak ada mahasiswa yang dipanggil oleh personel TNI tersebut,” jelas Kadispenad Brigjen Wahyu Yudhayana kepada wartawan di Mabesad, Jakarta Pusat, Rabu (16/4).

Wahyu membenarkan bahwa ada salah satu anggota TNI yang berada di dekat kampus UIN Walisongo Semarang saat itu. Dia menjelaskan, TNI tersebut merupakan anggota Babinsa yang bertugas di Koramil Ngaliyan, Kelurahan Tambakaji, lokasi kampus di wilayah tersebut berada.

“Keberadaannya juga tidak di dalam area atau lokasi yang digunakan untuk melaksanakan diskusi. Tempatnya ada di luar. Itu bisa kita pastikan. Dan juga tidak ada langkah tindakan yang diambil oleh yang bersangkutan untuk menghentikan diskusi atau mungkin memberikan suatu hal bersifat intimidasi, tidak ada,” kata Wahyu.

(dwr/fca)


Hoegeng Awards 2025


Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *