Jakarta –
Pendiri Institut Studi Transportasi, Darmaningtyas mengapresiasi Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri dalam upaya pengaturan arus mudik lebaran. Dia menyebut skema rekayasa lalu lintas yang diterapkan Korlantas turut berdampak pada kelancaran mudik beberapa tahun ke belakang.
“Yang pertama jelas kita mengapresiasi langkah-langkah yang selama ini diterapkan dalam hal rekayasa lalu lintas,” kata Darmaningtyas dalam diskusi bertajuk ‘Mudik Aman, Keluarga Nyaman’di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Jumat (14/3/2025).
Namun demikian,pengamat transportasi itu menilai penerapan sistem satu arah atau one way di ruas tol lebih efektif dibanding menerapkan sistem lawan arah atau contraflow.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tapi dari sejumlah usulan atau masukan itu, sebetulnya kalau saya pribadi itu cenderung lebih kalau misalnya betul-betul nanti volume (kendaraannya) tinggi, itu lebih ke one way daripada contraflow,” jelasnya.
Usulan itu bukan tanpa alasan, dia menyoroti peristiwa kecelakaan maut yang melibatkan GranMax di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek(Japek) pada Senin (8/4/2024) lalu. Menurutnya penerapan one way lebih aman bagi pemudik.
“Kenapa? Karena tahun lalu contraflow menimbulkan korban di KM 58. Sementara kalau one way itu kita masih punya alternatif. Misalnya kalau pas mudik itu yang dari timur ke barat itu bisa lewat jalan arteri.
“Sebaliknya kalau pas arus balik dari barat mau ke timur bisa lewat jalan arteri. Jadi arus mudik, maupun arus baliknya fokus ke jalan tol, yang arus berlawanan itu lewat arteri,” jelas Darmaningtyas.
Lebih dari itu, dia menyebut sebelumnya jalur arteri juga merupakan jalur utama yang dilalui masyarakat untuk mudik. Karena itu, dia menyarankan agar pengaturan lalu lintas di jalur arteri juga dapat dimaksimalkan.
“Kan jalan arteri sebelum ada Tol Trans Jawa kan juga berfungsi utama, kenapa kita nggak optimalkan,” ucapnya.
Skema Rekayasa Lalin Arus Mudik 2025
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryo Nugroho sebelumnya menyampaikan akan menerapkan contraflow dan one waysaat arus mudik 2025. Rumus ini bakal diterapkan dengan mempertimbangkan jumlah kendaraan yang melintas.
Agus memprediksi puncak mudik mulai 28 Maret 2025. Oleh karena itu, rekayasa lalu lintas akan dilakukan bertahap dengan melihat jumlah kendaraan yang melintas di tol.
“Kalau H-3 tentunya bertahap, pertama nanti akan kami lakukan contraflow,di awal H-4 atau H-5. Sambil melihat traffic counting atau jumlah kendaraan yang melintasi tol,” ujarnya.
Jika puncak arus tinggi, akan dilakukan one way nasional. “Ketika nanti puncak arusnya tinggi, nanti kami akan lakukan one way nasional dan selanjutnya,” sambungnya.
Dia menjelaskan penerapan rumus contraflow dilakukan berdasarkan indikator di kilometer tol. Jalur-jalur akan disesuaikan.
“Ketika tanggal 26, itu sudah kita lakukan contraflow,karena kebangkitan arus cukup tinggi. Ini bisa dilihat indikatornya. Ketika di Km 47, dari lajur 4 menjadi 3, 3 menjadi 2, akan terjadi bottle neck,” ungkapnya.
Sebagai informasi, acara ‘Mudik Aman, Keluarga Nyaman Bersama Korlantas Polri’ ini digelar detikcom bekerja sama dengan Korlantas Polri. Acara ini didukung oleh PT PELNI (Persero), Jasa Raharja, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK.
Acara ini diselenggarakan dalam rangka mendukung pelaksanaan Operasi Ketupat 2025, untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan bagi seluruh masyarakat yang melakukan perjalanan mudik Lebaran 2025. Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryo Nugroho akan memberikan pemaparan terkini terkait kesiapan jajarannya dalam pelaksanaan Operasi Ketupat 2025.
Dalam acara ini juga akan digelar forum diskusi lintas sektor bertema ‘Mudik Aman, Keluarga Nyaman. Sesi ini akan dipandu Pemimpin redaksi detikcom Alfito Deannova Gintings.
(ond/idn)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu