Rindu Kampung Halaman Harus Ditahan demi Cuan Lebaran


Jakarta

Hari Raya Idul Fitri menjadi salah satu momen yang ditunggu-tunggu masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga. Sayangnya, tak semua orang dapat merasakan kumpul dengan keluarga di momen tersebut.

Seperti halnya, Ruhandi (65) porter di Stasiun Pasar Senen yang harus rela tak mudik di Hari Raya Idul Fitri. Ruhandi harus menahan rindu bertemu keluarga demi mendapat tambahan uang.

“Ya bukan nggak mau pulang ketemu istri dan anak, ya senang, kan kangen juga. Tapi kalau pas Lebaran di sini, pasti kan ramai, jadi pendapatan bisa lebih banyak ya. Untuk tambah-tambah anak mau masuk SMK,” kata Ruhandi saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (8/3/2025).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Ruhandi sudah bekerja sebagai porter selama 26 tahun. Dia mengaku penghasilannya selama ini tak menentu. Hal itu tak lepas dari hitung-hitungan bayaran seorang porter berdasarkan jumlah penumpang yang dilayani.

“Kadang tergantung ya ada penumpang baik, kadang biasalah, yang penting disyukuri. Ada yang ngasih kecil, dan nanti ada yang ngasih besar setelahnya. Kan yang penting ikhlas,” ujarnya.


“Pernah waktu itu memang lagi nggak ada hari raya apa-apa ya, Rp 50 ribu udah bersyukurlah,” lanjutnya.

Meski begitu, Ruhandi tak pernah mengeluh dengan pekerjaannya. Terlebih, di bulan puasa ini dia tetap berpuasa meski pekerjaannya menguras tenaga.

“Alhamdulillah puasa harus. Itu sudah kewajiban meskipun kerjaan nguras tenaga gini ya. Tapi harus tetap puasa, karena ini bagian dari ibadah ya,” tuturnya.


Rela Tak Mudik demi Uang Sekolah Anak




Tarmuji (47), pria berseragam biru yang bekerja sebagai porter di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Tarmuji tak lelah menawarkan jasanya kepada setiap calon penumpang kereta api (KA) jarak jauh yang baru tiba di pintu masuk stasiun.
Porter di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. (Foto: Rumondang/detikcom)


Selain Ruhandi, ada pula Tarmuji (47), pria berseragam biru yang bekerja sebagai porter di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Tarmuji tak lelah menawarkan jasanya kepada setiap calon penumpang kereta api (KA) jarak jauh yang baru tiba di pintu masuk stasiun.

“Kalau untuk hari ini termasuk landai, mungkin penumpang juga tanggung mau pulang kan, sebentar lagi hari raya Idul Fitri mau lebaran,” katanya saat ditemui, Sabtu (8/3/2025) siang.

Tarmuji mengatakan masa-masa lebaran merupakan yang paling ditunggu olehnya dan rekan-rekannya. Sebab, kata dia, saat itu para porter dapat mengumpulkan uang lebih banyak meski harus bekerja tanpa henti.

Tarmuji juga harus merelakan tak mudik dan merayakan lebaran bersama keluarga di Blora, Jawa Tengah. Hal itu dilakukannya demi menjemput rezeki dari orang-orang yang hendak mudik menggunakan KA.

“Tidak (mudik saat lebaran), habis lebaran baru pulang. Soalnya lebaran momen yang di tunggu semua porter,” kata Tarmuji.

Tarmuji mengaku tak mematok tarif harga kepada pengguna jasannya. Dia mengaku selalu menerima berapun yang diberikan penumpang.

“Kalau untuk tarif kita terserah sama penumpang. Di sini kita nggak mematok atau menghargai barang yang kita bawa, nggak. Yang penting kita kerjanya itu benar-benar melayani penumpang, untuk masalah rezeki udah ada yang ngatur. Kalau pelayanan kita baik itu penumpang juga menghargai juga,” tutur Tarmuji.

“Alhamdulillah masih bisa lah buat keluarga, buat nyekolahin anak ya alhamdulillah cukup. Kita kerja di sini mensyukuri aja. Yang penting kita kerja ikhlas, nanti rezeki juga datang juga,” imbuh dia.


Halaman 2 dari 2

(amw/amw)


Hoegeng Awards 2025


Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu


Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *