Jakarta –
Efisiensi anggaran sedang dijalankan Pemerintah RI. PSSI pun kian termotivasi mencari dana sendiri.
Ketum PSSI Erick Thohir mengaku belum mengetahui apakah sepakbola akan terkena dampak dari efisiensi tersebut. Terlepas dari itu, PSSI memang bertekad untuk lebih getol mencari dana sendiri dari sektor swasta.
Sebelumnya PSSI diketahui akan mendapat kucuran dana dari pemerintah sebesar Rp 227 miliar pada tahun 2025. Dana tersebut akan dicairkan secara bertahap
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya tidak tahu, yang pasti saya tidak mau juga (ada efisiensi). Kan saya bekas Ketua KOI. Saya tidak mau membedakan sepakbola dengan olahraga lain. Kami di PSSI benar-benar berusaha keras Untuk membangun pendanaan dari private sector,” kata Erick Thohir kepada wartawan.
“Hari ini kami baru tanda tangan dengan VinFest. Ya itu lumayan dapat uang lagi. Ya hampir 70 persen program kami dibiayai dari private sector. Ya termasuk suporter, ada jersey, ticketing, ada juga dari media tv, ada juga sponsor,” ujarnya menambahkan.
Ditegaskan Erick Thohir, sepakbola membutuhkan banyak biaya. Selain untuk pengembangan, PSSI juga ingin membuktikan keseriusan kepada FIFA.
Terkait efisiensi pemerintah pun diharapkan tidak mengganjal misi PSSI untuk terus mendukung kegiatan sepakbola nasional.
“FIFA mengeluarkan uang sampai 2 juta dollar untuk event-event itu. Bahkan FIFA juga menggelontorkan dana FIFA Forward 5,5 juta (dollar). Jadi ya keseriusan FIFA memang harus disambut oleh keseriusan kami di PSSI untuk pendanaan,” tutur Erick Thohir.
“Pertama saya menjabat waktu itu perjanjian kami dengan pemerintah adalah 50-50, dimana Rp 250 (miliar) dari pemerintah, Rp 250 (miliar) dari kami. Tapi alhamdulillah di tahun pertama itu Rp 120 miliar dari pemerintah, dari kami mencapai Rp 250 miliar. Nah tahun ini dengan budget 650 miliar, pemerintah Rp 220 miliar, ya kami harus mencari Rp 400-an miliar,” ucap Menteri BUMN itu.
(mro/krs)