Sport  

Saya Tidak Boleh Egois Terus


Jakarta

Jonatan Christie telah memutuskan mundur dari Pelatnas PBSI. Ia pun mengungkap keputusan tersebut karena tak mau terus-terusan bersikap egois.

Jojo, sapaan karibnya, mengumumkan tak lagi menghuni Pelatnas pada Kamis (15/5). Pada momen itu pula, ia menceritakan berbagai kondisi yang dihadapinya, secara khusus setelah kegagalannya di Olimpiade Paris 2024.

Persiapan yang dilakukan jauh-jauh hari tak berbuah manis. Ia tersingkir di fase grup Olimpiade. Jonatan kalah dua gim langsung dari Lakshya Sen (India) 18-21, 12-21 di laga terakhir penyisihan Grup L.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal dalam persiapan menuju Olimpiade, Jonatan bisa dikatakan mengorbankan kebersamaan bersama keluarga yang baru saja dibangun.

Ya, ia menikahi Shania Junianatha pada 1 Desember 2023. Namun, tetap berkomitmen tinggal di asrama hingga Olimpiade Paris 2024.

Lantas apakah komitmen itu yang akhirnya memberatkan Jonatan dan menjadi alasan mundur dari Pelatnas? Begini jawaban Jonatan.

“Ya pertama karena dari Olimpiade itu memang komitmennya bukan saya saja. Tapi istri juga. Keluarga juga. Komitmennya untuk saya. Mungkin bisa dibilang pada saat itu saya cukup egois dengan diri saya sendiri. Dengan istri yang waktu itu sedang hamil,” kata Jonatan kepada pewarta di Pelatnas PBSI, Cipayung.

“Persiapan sampai Olimpiade itu kalau enggak salah tujuh bulan. Dan selama 7 bulan itu saya enggak stay di rumah. Saya stay tetap di asrama, kecuali weekend ya saya pulang, sampai berangkat training camp di Paris. Sampai akhirnya pulang (dari Olimpiade).”

“Nah setelah dari situ berjalannya waktu, ya itulah start moment awal olimpiade itu. Di mana saya merasa kayaknya kemarin itu saya terlalu egois deh. Dengan diri saya sendiri. Balik lagi. Memang, bulutangkis adalah awal yang menjadikan saya seperti ini. Tapi apa bulutangkis juga yang menemani saya sampai akhir? Akhir hidup gitu loh istilahnya,” lanjutnya.

Juara All England 2024 itu pun mulai menilik kembali apa yang menjadi utamanya saat ini.

“Nah, itu saya coba untuk melihat lagi ke diri sendiri. ‘Apa iya kamu mau mengkorbankan keluarga terus, dengan 80 atau 90 persen pikiran kamu nih, dan waktu tenaga semua di bulutangkis gitu,” kata Jojo.

“Enggak memungkiri. Keluarga saya hidup dari bulutangkis. Saya pun hidup juga dari bulutangkis. Tapi paling main bulutangkis berapa lama lagi? 4 tahun? 5 tahun? Maksimal mungkin 6 tahun. Enggak ada yang tahu tergantung kesehatan. Tergantung cedera atau enggak cedera.”

“Tapi akhir dari situ kan apa? Ya sama keluarga, istri, sama anak, sama orangtua. Waktu yang enggak bisa kita beli kan. Makanya itu yang menjadi pertimbangan yang paling berat. Yang akhirnya saya memutuskan untuk seperti ini,” Jojo mempertegas.

(mcy/cas)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *