Jakarta –
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengingatkan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) harus mampu membangkitkan harapan dan mendorong kemandirian Keluarga Penerima Manfaat (KPM) agar mentas dari kemiskinan. Hal itu menurutnya, karena pendamping merupakan ujung tombak perubahan sosial, bukan sekadar penyalur bantuan.
“Pendamping bukan hanya pelaksana teknis, Anda adalah agen perubahan di garda terdepan,” kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Selasa (6/5/2025).
Hal tersebut disampaikan Gus Ipul pada acara Pelatihan Fasilitator Pengembangan/Pemberdayaan Masyarakat, Peningkatan Kapasitas SDM bagi 1000 pendamping PKH dan Sosialisasi Penyelenggaraan Sekolah Rakyat Tahun Ajaran 2025/2026.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto menargetkan kemiskinan ekstrem turun menjadi nol persen pada 2026 dan angka kemiskinan secara umum ditekan hingga di bawah lima persen pada 2029. Untuk mencapai target ini, Gus Ipul meminta para pendamping PKH bekerja serius dalam satu barisan dan menghilangkan sekat demi mewujudkan visi dan misi presiden.
“Semua bekerja untuk rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok,” katanya.
Terlepas dari tugas pendamping yang berat, Gus Ipul menilai, mereka harus menembus medan terjal, menghadapi dinamika masyarakat yang beragam, serta berhadapan dengan sistem yang belum sempurna. Namun, dia yakin semua itu bisa diatasi dengan berbekal kesungguhan dan profesionalitas serta tujuan mulia untuk membuat KPM mandiri.
“Yang kita cari bukan data statistic tapi ibu-ibu yang penuh harap untuk bisa tersenyum di kemudian hari,” katanya.
Selain itu, Gus Ipul juga meminta para pendamping PKH terus mensosialisasikan bahwa bantuan sosial (bansos) hanya bersifat sementara. Sehingga mereka harus bekerja keras agar secepatnya graduasi dan mandiri.
“Mulai kita sama-sama dorong ke proses pemberdayaan. Bansos bukan selamanya, bansos maksimal diberikan 5 tahun saja bagi KPM aktif, kecuali bagi penyandang disabilitas berat dan lansia tidak produktif. Mari seluruh pendamping dalam bekerja gunakan proses bisnis untuk mengukurnya, kita fokus pada target, berdasarkan data di perlindungan dan jaminan sosial,” ujarnya.
Gus Ipul menegaskan keberhasilan program Kementerian Sosial (Kemensos) ada di pundak para pendamping. Ia juga meminta agar profesi pendamping tidak hanya dijadikan sebagai sampingan.
“Harapan kita, pendamping bisa membawa 10 graduasi KPM tiap tahunnya,” katanya.
Para pendamping juga diminta menjaga integritas dan kepercayaan publik. Gus Ipul mewanti-wanti agar mereka tak terlibat manipulasi atau pun pungutan liar. Selain itu, ia meminta para pendamping wajib memastikan validitas data lewat pengecekan di lapangan yang objektif dan akurat.
“Jadilah panutan, karena wajah negara di mata rakyat miskin adalah pendamping,” katanya.
Gus Ipul juga mengingatkan para pendamping untuk mendukung dan mengawal program Sekolah Rakyat. Sebab, Sekolah Rakyat menjadi solusi pengentasan kemiskinan jangka panjang.
“Pendamping harus memastikan bahwa siswa berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Cek rumahnya, cari tahu kondisi keluarganya. Bantu fasilitasi pendaftaran, pantau kelayakan, dan pastikan tidak ada anak miskin yang tercecer dari pendidikan,” katanya.
Gus Ipul menuturkan tugas sebagai pendamping merupakan ladang ibadah sosial, sehingga harus dijalani dengan hati dan bukan sekadar rutinitas.
“Profesionalisme, keikhlasan, dan semangat gotong royong adalah senjata utama kita dalam memutus rantai kemiskinan,” pungkasnya.
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini