BP Haji Buka Opsi Tambah Maskapai Lagi untuk Tekan Ongkos Haji 2026


Jakarta

Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan pihaknya bakal menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penurunan biaya haji di masa mendatang. Dahnil menjabarkan ada beberapa komponen biaya yang dapat ditekan, seperti transportasi hingga katering.

“Itu memang yang salah satu disampaikan presiden sejak awal. Makanya istilah presiden telusuri komponen cost mulai dari transportasi, mulai dari konsumsi, akomodasi,” kata Dahnil usai acara peresmian Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F Bandara International Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (4/5/2025).

“Tentu tugas berat kami di 2026 adalah telusuri cost pembentuk biaya haji supaya bisa dikurangi, terutama yang menyebabkan inefisiensi tetapi tidak mengurangi pelayanan,” tambahnya.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dahnil menyebut transportasi termasuk salah satu komponen dengan pembiayaan besar. Ia mengatakan pesawat untuk haji menggunakan sistem carter yang mana jemaah perlu membayar tiket maskapai saat pulang tak membawa penumpang.

“Pertama,catering, terutama transportasi karena memang kita lebih besar di transportasi 30 persen biaya haji ada di transportasi. Karena pesawat kita carter jadi berangkat dan pulang itu jemaah bayar 4 tiket, karena carter pulangnya kosong. Jadi itu cost dibiayai jemaah,” ujar Dahnil.

Untuk itu ia mendorong pesawat yang membawa jemaah ke Arab Saudi, saat pulang bisa menyertakan orang lain lagi. Ia mengatakan skema tersebut tengah dipertimbangkan.

“Maka kita mau dorong skema supaya misalnya pulangnya, misalnya Garuda atau Saudi Airlines pulangnya tidak kosong, salah satunya kerja sama dengan sektor pariwisata di Saudi. Karena warga setempat biasanya ketika musim haji mereka keluar, mereka berwisata, skema-skema itu yang kita bicarakan supaya bisa menekan biaya pesawat,” ungkapnya.

Dahnil pun membuka peluang adanya penambahan maskapai untuk mengangkut jemaah haji. Seperti diketahui, saat ini sudah ada penambahan maskapai Lion Air untuk melayani jemaah haji di samping maskapai Garuda Indonesia.

“Bisa ya, tahun ini nambah lion di dua daerah, di dua embarkasi kemungkinan kita buka lagi bisa jadi. Ya karena aturannya 50 persen itu dari Saudi. Jadi sulitnya sektor perhajian ini kita terikat dari pemerintah Saudi sebagai tempat sasaran kita,” imbuhnya.

(dwr/fca)


Hoegeng Awards 2025


Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *