Perpustakaan di DKI Bakal Buka hingga Malam, Warga Usul Fasilitas Diperbaiki


Jakarta

Warga Jakarta menyambut baik rencana Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk membuka perpustakaan hingga malam hari. Namun, warga berharap selain penambahan jam operasional, fasilitas perpustakaan pun diperbaiki.

Seorang warga, Luthfia (27), mengaku setuju dengan rencana tersebut. Meski begitu, dia meminta agar pemerintah juga memperhatikan terkait pengelolaan perpustakaan.

“Sebenernya seneng-seneng aja sih sama wacana perpustakaan yang bakal dibuka sampai malem. Tapi balik lagi, dilihat dulu perpustakaan apa saja yang ditargetin sama Pramono ini kedepannya,” kata Fia saat ditemui di Perpustakaan Jakarta, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/5/2025).


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menilai tujuan dan fungsi perpustakaan harus dibenahi lagi. Sebab, kata dia, perpustakaan Jakarta, khususnya di Taman Ismail Marzuki (TIM) terlalu ramai saat akhir pekan.

“Menurutku, dari pada jamnya, lebih ke penataan pengunjung itu sendiri. Misalnya, ada ruang anak kecil dipisah, terus pembatasan waktu kunjungan gitu biar semua orang kebagian tempat. Mungkin itu yang perlu ditekankan kalau mau buka sampai jam 11 malam,” ucapnya.

Fia mengatakan selain buku, suasana kondusif yang paling dicari di perpustakaan. Penambahan tempat duduk, juga menurutnya perlu dipertimbangkan.

“Aku lebih suka ke PDS HB Jassin itu, karena sepi kan. Terus sekarang tambah ramai, itu yang bikin aku kayak dari pada baca di perpus mending baca di kosan aja. Udah jauh-jauh, ternyata ramai, nggak dapat tempat duduk,” jelas Fia.

“Padahal tuh udah bagus sih sebenarnya fasilitasnya. Itu yang aku sayangkan aja nggak ada batasan jumlah pengunjung atau penambahan tempat duduk,” imbuhnya.

Warga lainnya, Resya (23), mengatakan suasana di Perpustakaan Jakarta, Cikini kerap kurang kondusif. Hal itu, kata dia, disebabkan terlalu ramai dan berisik.

“Kalau weekend kayak hari ini terlalu ramai, agak berisik jadinnya. Yang tadinya mau fokus di perpus, tapi ini terlalu berisik,” ujarnya.

“Mungkin jumlah kursi boleh dibanyakin, banyak yang nggak dapat kursi jadi bolak balik lewat buat cari spot baca, sama announcment untuk tenang mungkin,” sambung dia.

Lebih lanjut, Resya menilai perbaikan fasilitas perpustakaan harus dilakukan merata. Menurutnya, perbaikan tak hanya dilakukan pada satu tempat.

“Harapannya nggak hanya Perpus Cikini, tapi perpustakaan lainnya juga dibuat sebagus ini. Biar kita-kita juga nggak fokus di satu tempat ini aja, bisa ke perpus, perpus lain,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pramono Anung berencana membuka perpustakaan-perpustakaan di Jakarta hingga pukul 23.00 WIB. Kebijakan ini untuk meningkatkan akses pendidikan bagi pelajar yang menjadi bagian program 100 hari kerjanya.

“Perpustakaan akan kami buka sampai malam, mungkin jam 10 atau jam 11. Kita akan segera lakukan karena ini merupakan bagian untuk memberikan pendidikan dan juga kesempatan kepada anak-anak yang membutuhkan,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (2/5).

Ia mengatakan peningkatan akses ke fasilitas pendidikan seperti perpustakaan, taman, dan museum merupakan bagian dari komitmennya untuk menghadirkan keadilan sosial di bidang pendidikan.

“Yang kami akan segera selesaikan adalah hal menyangkut taman, museum juga akan kami buka tidak hanya sampai dengan jam 5 sore, termasuk perpustakaan. Ini salah satu bagian dari keadilan di bidang pendidikan,” ucap Pramono.

(ond/amw)


Hoegeng Awards 2025


Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *