Jakarta –
Seorang pengacara, Samir (31), ditangkap karena membawa senjata api (senpi) serta sejumlah narkoba. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus mengatakan Samir berdalih senpi itu dibawa untuk mempertahankan diri.
“Untuk motif pelaku tersangka S (Samir) sengaja menyimpan dan menguasai dan memiliki senjata api untuk pertahanan diri karena tersangka S sudah dua kali mengalami serangan dari orang tak dikenal,” tutur AKBP Firdaus dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).
Firdaus mengatakan Samir mengklaim dirinya diserang sebelum memiliki senpi Makarov kaliber 7,65 mm. Namun, dia tak menjelaskan siapa yang melakukan penyerangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Memang tersangka mengakui mendapat dua kali serangan, namun itu sebelum dia mendapatkan senjata api,” ujar Firdaus.
Dalam konferensi pers itu, Samir mengaku diserang dua kali dengan penusukan dan serangan dari arah belakang menggunakan motor. Dia mengklaim peristiwa itu terjadi setahun yang lalu.
“Yang pertama kali menusuk ke fisik, yang kedua mau dari belakang dari motor. Kejadiannya kurang lebih setaun yang lalu,” tutur Samir.
Polisi sebelumnya mengamankan tiga pucuk senpi. Senpi itu antara lain Makarov Kaliber 7,65 yang dibeli Samir pada orang berinisial A seharga Rp 30 juta.
Berikutnya, ada airsoft gun yang dibeli di Senayan Trade Center pada tahun 2015 seharga Rp 3 juta. Ada juga senjata laras panjang yang dibeli tersangka dari salah satu toko senapan di Pasar Baru, Jakarta Pusat pada tahun 2016.
Senpi-senpi itu diamankan setelah Samir terlibat cekcok dengan pengemudi mikrolet akibat saling serempet pada Jumat (25/4). Polisi mengamankan mereka ke Pos Polisi Lapangan Banteng karena cekcok tidak ada titik temu.
Kepemilikan senjata itu diketahui saat Samir berada di Pos Polisi Lapangan Banteng. Saat tersangka jongkok, salah satu anggota polisi melihat senpi disisipkan di saku. Samir kemudian ditangkap dan diproses hukum.
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini