Sebulan Temani Rodrigo Duterte di Belanda, Sara Kembali ke Filipina


Jakarta

Wakil Presiden Filipina yang dimakzulkan Sara Duterte telah kembali Filipina setelah hampir sebulan berada di sisi ayahnya, Rodrigo Duterte, di Den Haag. Diketahui Rodrigo Duterte menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

“Pekerjaan saya di sini sudah selesai,” kata Sara kepada wartawan sebelum keberangkatannya, dilansir AFP, Senin (7/4/2025).

Sara mengatakan tim hukum mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte kini sudah siap dan dia juga telah menyerahkan “dokumen terakhir” yang dibutuhkan ke Mahkamah Kriminal Internasional.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sara menambahkan, pihak keluarganya tidak lagi berniat mencari bantuan keuangan untuk membiayai pembelaan ayahnya.

“Jika kami perlu (menjual) barang-barang untuk mendukung kebutuhan finansial kami, kami akan melakukannya,” kata Sara.

Diketahui, Rodrigo Duterte ditangkap pada tanggal 11 Maret dan dibawa ke pengadilan di Belanda pada hari yang sama untuk menghadapi dakwaan terkait perang melawan narkoba yang telah menewaskan ribuan orang, sebagian besar warga miskin.

Putrinya, Sara segera menyusul Duterte ke Den Haag dan telah mengoordinasikan urusan hukumnya. Sara juga bertindak sebagai corongnya, dengan mengadakan sejumlah konferensi pers di luar gedung pengadilan.

Kini Sara telah kembali ke rumah. Ia mendarat di Bandara Internasional Manila pada Minggu malam, berdasarkan laporan tim komunikasinya.

Sara kembali ke Filipina karena partai PDP Laban yang dipimpin keluarganya tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilihan sela bulan Mei yang akan menentukan 12 kursi Senat dan ribuan posisi yang lebih kecil di seluruh negara kepulauan berpenduduk 117 juta jiwa itu.

Klan Duterte terlibat dalam perseteruan sengit dengan Presiden Ferdinand Marcos, mantan sekutu dan calon wakil presiden Sara dalam kampanye presiden 2022, yang mereka menangkan secara telak.

Keretakan dalam aliansi kedua pihak berumur pendek setelah mereka menang. Semenjak itu, perseteruan yang membara telah meledak menjadi perang terbuka, di mana kedua dinasti politik saling menyerang di depan umum, termasuk Duterte yang lebih tua yang melabeli Marcos sebagai pecandu narkoba.

Sara Duterte dimakzulkan oleh DPR pada awal Februari karena “pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, korupsi, dan kejahatan tinggi lainnya”.

Di antara tuduhan tersebut adalah dugaan rencana pembunuhan terhadap Marcos yang dikaitkan dengan komentar publik yang ia anggap sebagai luapan rasa frustrasi terhadap kebijakan pemerintah.

Sidang Senat-nya akan diadakan setelah pemilihan sela tanggal 12 Mei, yang hasilnya akan menentukan siapa yang akan menjadi jurinya.

Jika terbukti bersalah, wakil presiden akan dilarang memegang jabatan publik.

(yld/gbr)


Hoegeng Awards 2025


Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *