KBRI Yangon Pantau WNI Terdampak Gempa Myanmar, Begini Kondisinya


Jakarta

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) terus memantau dampak gempa magnitudo (M) 7,7 di Myanmar hingga getarannya terasa kuat di Thailand. Khususnya, dampak terhadap warga negara Indonesia (WNI) di Myanmar dan Thailand.

“KBRI Yangon tengah memantau dan berkoordinasi dengan otoritas dan komunitas Indonesia untuk mengidentifikasi WNI yang terdampak. Sejauh ini sejumlah WNI yang berada di wilayah Mandalay telah melaporkan dalam keadaan baik. Total WNI yang berada di Myanmar tercatat sekitar 250,” kata Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha kepada wartawan, Sabtu (29/3/2025).

Titik gempa ini berjarak 13 KM arah utara-barat laut dari Kota Sagaing, Myannmar, dan dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok. Menurut Judha, guncangan gempa ini merusak sejumlah infrastruktur di Mandalay.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Untuk wilayah Myanmar, berdasarkan pantauan media setempat bahwa titik gempa merusak sejumlah infrastruktur di Mandalay, salah satunya melumpuhkan Old Sagaing Bridge yang menghubungkan Kota Mandalay dengan Sagaing Region. Pemerintah Myanmar juga sudah menetapkan status darurat bencana,” ucapnya.

Sedangkan untuk wilayah Thailand, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra telah menetapkan Bangkok sebagai zona darurat. Shinawatra juga memerintahkan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional, pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta mobilitas militer. Bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi juga disiagakan.

“Bangkok Metropolitan Authority telah merilis nomor hotline darurat 1555 melalui akun Facebook resminya untuk menerima laporan warga terdampak gempa. Sejauh ini belum terdapat laporan adanya WNI di Thailand yang menjadi korban gempa. Total jumlah WNI yang tercatat menetap di Thailand sejumlah 2.379 orang,” jelas Judha.

Lebih lanjut, Judha memastikan tidak ada WNI di Myanmar dan Thailand yang menjadi korban luka maupun tewas akibat gempa di Myanmar tersebut.

“Kemlu telah berkoordinasi dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok. Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini belum terdapat informasi adanya korban WNI, baik di Myanmar dan di Thailand,” imbuh Judha.

Seperti diketahui, jumlah korban tewas akibat gempa M 7,7 di Myanmar meningkat menjadi sedikitnya 1.002 orang. Selain korban tewas, ada 2.376 orang yang terluka di Myanmar.

Dilansir CNN, Sabtu (29/3), peningkatan jumlah korban tewas akibat gempa itu dilaporkan laporan penyiar pemerintah MRTV. Jumlah tersebut berasal dari semua wilayah terkena dampak gempa di Myanmar.

Gempa M 7,7 itu melanda barat laut kota Sagaing di Myanmar tengah pada Jumat (28/3). Gempa menyebabkan kerusakan besar di sebagian besar wilayah negara itu.

Guncangan gempa juga mengakibatkan kerusakan dahsyat di Thailand. Gedung pencakar langit yang sedang dalam tahap konstruksi roboh di Thailand. Setidaknya, tujuh orang tewas di Thailand dan pencarian korban masih dilakukan.

Sementara, pemodelan yang dibuat oleh US Geological Service (USGS) atau Badan Geologi Amerika Serikat menunjukkan gempa bumi di Myanmar berpotensi menewaskan lebih dari 10.000 orang.

Prediksi itu ditunjukkan Pager, yang merupakan sistem otomatis dari USGS yang dapat memperkirakan jumlah korban jiwa dan biaya kerusakan. Namun, jumlah itu hanyalah perkiraan dan dihitung berdasarkan intensitas guncangan dan populasi di daerah yang terkena dampak. Pager tidak mempertimbangkan dampak lanjutan seperti tanah longsor, likuifaksi, dan tsunami.

(fas/imk)


Hoegeng Awards 2025


Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *