PM Thailand Lolos dari Mosi Tidak Percaya di Parlemen

Bangkok

Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtarn Shinawatra, berhasil lolos dari mosi tidak percaya di parlemen pada Rabu (26/3) waktu setempat. Paetongtarn mengalahkan tantangan dari partai-partai oposisi yang menuduhnya sebagai boneka ayahnya, miliarder dan mantan PM Thaksin Shinawatra.

Usai perdebatan sengit di parlemen selama dua hari, seperti dilansir AFP, Rabu (26/3/2024), mayoritas anggota parlemen Thailand menolak mosi tidak percaya yang diajukan terhadap Paetongtarn. Hasil voting menunjukkan 319 suara menolak, sedangkan 162 suara mendukung, dengan tujuh suara abstain.

Dalam perdebatan sengit di parlemen, kubu oposisi menyerang pengelolaan negara dan kurangnya pengalaman Paetongtarn, yang baru berusia 38 tahun.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mosi tidak percaya ditolak parlemen, Paetongtarn mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya.

“Semua suara, baik yang mendukung maupun yang menentang, akan menjadi kekuatan yang mendorong saya dan kabinet untuk terus bekerja keras bagi rakyat,” ucap Paetongtarn dalam pernyataannya via Facebook.

Thaksin, ayah Paetongtarn, merupakan politisi paling berpengaruh namun kontroversial dalam sejarah modern Thailand. Dia pulang ke negaranya tahun 2023 lalu, setelah mengasingkan diri di luar negeri selama 15 tahun karena terjerat berbagai kasus di dalam negeri.

Dia hanya menjalani beberapa bulan hukuman kurungan, dari total vonis delapan tahun penjara, atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang menjeratnya. Thaksin menjalani masa hukumannya di rumah sakit polisi sembari menjalani perawatan medis.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dia akhirnya bebas setelah diampuni oleh Raja Thailand Maha Vajiralongkorn. Bebasnya Thaksin pada saat itu memicu rumor soal kesepakatan diam-diam untuk memperlakukannya dengan baik.

Thaksin yang kini berusia 75 tahun, tetap populer di mata jutaan warga Thailand yang miskin, yang sebelumnya hidup makmur di bawah pemerintahannya tahun 2001-2006 lalu. Namun dia dibenci oleh elite konservatif kerajaan yang menganggapnya korup dan manipulatif.

Paetongtarn, anak bungsu Thaksin, menjadi PM Thailand sejak tahun lalu, setelah PM petahana, Srettha Thavisin, digulingkan oleh perintah pengadilan. Dia memimpin pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh Partai Pheu Thai — perwujudan terbaru dari gerakan politik yang didirikan.

Dalam perdebatan di parlemen, seorang anggota parlemen dari kubu oposisi Partai Rakyat, Rangsiman Rome, menuduh Paetongtarn mengatur perlakuan istimewa untuk ayahnya. Paetongtarn dituduh membuat “kesepakatan setan” untuk memberikan kondisi lebih baik kepada ayahnya daripada tahanan lainnya.

Paetongtarn membantah tuduhan itu, dengan menekankan bahwa dirinya baru menjadi PM Thailand beberapa bulan setelah ayahnya mendapat pengampunan Raja Thailand.

Kubu oposisi juga menuduh Paetongtarn menghindari pajak dan keliru menangani kasus 40 warga Uighur yang dipulangkan ke China akhir bulan lalu. Pemulangan warga Uighur itu memicu kecaman internasional, dan mendorong Amerika Serikat (AS) memberlakukan larangan visa bagi sejumlah pejabat Thailand.


Hoegeng Awards 2025


Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *