Amsterdam –
Robert Maaskant, pelatih asal Belanda, bicara soal kekalahan Timnas Indonesia atas Australia. Tim Garuda disebut terlalu digembor-gemborkan.
Hal itu diutarakan Maaskant dalam podcast De Maaskantine di Sportnieuws. Ia menyindir Indonesia, yang baru saja dihajar Australia 1-5 di Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Dalam pernyataannya, Maaskant menyindir pemain naturalisasi Indonesia terlalu digembor-gemborkan. Padahal, menurutnya, Indonesia tak cukup dikenal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia memang banyak mendatangkan pemain keturunan dalam dua tahun terakhir. Saat melawan Australia, 10 dari 11 starting XI bahkan diisi pemain naturalisasi. Begitu juga susunan pelatihnya, yang kini dipimpin Patrick Kluivert.
Kedatangan mereka membuat Indonesia banyak dibicarakan di Belanda. Hal itu yang menurut Maaskant membuat Indonesia terlalu dibesar-besarkan.
“Hype-nya terlalu besar. Kami sama sekali tidak mengenal tim itu dan hampir tidak pernah melihat mereka bermain. Satu-satunya hal yang kami dengar adalah, ‘Orang Belanda itu akan pergi ke sana, dan dia juga akan pergi ke sana’,” kata Maaskant, yang melatih tim Eerste Divisie Helmond Sport.
Lebih lanjut, Robert Maaskant juga gamblang mengkritik pemain kelahiran Belanda yang memilih membela Indonesia. Menurutnya, mereka memilih Indonesia karena tak mendapat kesempatan di Belanda.
“Sekarang ada sepuluh pemain Belanda yang bermain di lini tengah, tetapi kemudian Australia, yang sudah bermain di Piala Dunia selama bertahun-tahun, terbukti terlalu kuat,” lanjut Maaskant.
“Tapi mari kita jujur saja, para pemain ini tidak akan memilih Indonesia jika mereka memenuhi syarat untuk tim nasional Belanda,” katanya.
Lebih lanjut, Maaskant juga menilai Belanda bisa terancam jika banyak pemainnya memilih membela Indonesia. Hal itu akan dirasakan dalam jangka panjang.
“Tidak sepenuhnya jelas, tetapi itu bisa menjadi masalah serius. Jika klub-klub Belanda tiba-tiba harus menyetor empat ton pemain, itu bisa menimbulkan konsekuensi yang signifikan,” tegas Robert Maaskant memeringatkan.
(yna/bay)