Demonstrasi Pecah di New York Buntut AS Tangkap Aktivis Pro-Palestina


New York

Ratusan demonstran Yahudi menyerbu Trump Tower di New York untuk mendukung warga Palestina serta menuntut pembebasan aktivis mahasiswa Palestina, Mahmoud Khalil, yang ditahan oleh otoritas Amerika Serikat (AS). Mereka menuntut AS berhenti mempersenjatai Israel.

Dilansir AFP, Minggu (16/3/2025), para demonstran mengenakan kaus merah dengan tulisan ‘Orang Yahudi katakan berhenti mempersenjatai Israel’. Kelompok tersebut berunjuk rasa selama lebih dari satu jam di dalam gedung pencakar langit Manhattan pada Kamis (13/3) lalu.

Gedung itu merupakan tempat kantor pusat bisnis keluarga Presiden AS Donald Trump dan tempat tinggal pribadinya. Gedung tersebut juga merupakan lokasi di mana Trump menaiki eskalator emas pada tahun 2015 untuk mengumumkan pencalonan pertamanya sebagai presiden.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi mengatakan mereka menangkap 98 orang, yang berdemo di bawah panji kelompok yang menamai dirinya sebagi ‘Jewish Voice for Peace’ atas kejahatan termasuk pelanggaran hukum. Kelompok tersebut, yang tampaknya mengejutkan petugas keamanan dan polisi, meneriakkan ‘lawan Nazi, bukan mahasiswa’ yang merujuk pada tindakan keras Trump terhadap mahasiswa asing yang terlibat dalam protes pro-Palestina.

Demostrators from the human rights organization Jewish Voice for Peace hold a civil disobedience action inside Trump Tower in New York on March 13, 2025. (Photo by TIMOTHY A. CLARY / AFP)Foto: Demonstran Yahudi demo di Trump Tower (AFP/TIMOTHY A. CLARY)

Polisi mengangkut pengunjuk rasa yang ditahan ke dalam bus, termasuk bus kota yang telah dialihfungsikan. Helikopter dan drone terbang di atas para demonstran.

Pembuat film dan Profesor Columbia, James Schamus, mengatakan orang-orang Yahudi di New York datang untuk menuntut pembebasan Mahmoud Khalil. Dia menuding Trump telah menangkap Khalil tanpa dasar.

“Menuntut agar ke-Yahudian kita tidak dijadikan senjata untuk mencuri hak-hak warga negara Amerika dan mengakhiri demokrasi kita. Rezim Trump-Musk telah menjelaskan bahwa mereka tidak mendakwa Mahmoud Khalil dengan kejahatan apa pun, bahwa mereka menuduhnya memiliki pendapat yang mereka katakan ‘berpihak pada Hamas’,” ujarnya.

Turis yang kebingungan yang mengunjungi gedung pencakar langit itu mengambil gambar dan berkerumun saat polisi berusaha membubarkan pengunjuk rasa, dengan seorang petugas mengirimkan sekotak besar pengikat kabel plastik. Kepala Polisi setempat, John Chell, mengatakan protes tersebut berlangsung tanpa korban luka atau kerusakan dan atrium telah dibersihkan dari pengunjuk rasa dalam waktu 2 jam.

“Sebagai orang Yahudi yang memiliki hati nurani, kami tahu sejarah kami dan kami tahu ke mana arahnya. Inilah yang dilakukan kaum fasis saat mereka memperkuat kendali,” kata anggota Jewish Voice for Peace, Jane Hirschmann, seorang Yahudi New York yang kakek dan pamannya diculik oleh Nazi.

Sementara Universitas Columbia, tempat Khalil pernah menjadi mahasiswa, mengumumkan mereka telah mengeluarkan ‘skorsing selama beberapa tahun, pencabutan gelar sementara, dan pengusiran’ bagi para mahasiswa yang telah menduduki gedung kampus tahun lalu selama demonstrasi menentang perang Israel di Gaza. Pernyataan singkat tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut, seperti siapa yang telah dikenai sanksi, tetapi muncul kurang dari seminggu setelah pemerintahan Trump memangkas dana federal sebesar USD 400 juta untuk universitas tersebut dan menuduhnya tidak cukup menangani anti-Semitisme.

NEW YORK, NEW YORK - MARCH 12: People gather outside of a New York court to protest the arrest and detention of Mahmoud Khalil at Foley Square on March 12, 2025 in New York City. A federal judge in New York heard arguments for and against the detention of Khalil, a permanent U.S. resident, green card holder and recent Columbia graduate, who is married to an American citizen, who played a role in pro-Palestinian protests at Columbia University. He was arrested by federal immigration agents in New York City and was subsequently transferred to a facility in Jena, Louisiana, where he is being held. The Trump administration is seeking to deport him over his participation in pro-Palestinian protests at the school. Michael M. Santiago/Getty Images/AFP (Photo by Michael M. Santiago / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)Foto: Demonstrasi di luar Pengadilan New York (Getty Images via AFP/MICHAEL M. SANTIAGO)

Hal itu juga terjadi beberapa hari setelah Khalil, seorang lulusan baru dan salah satu pemimpin protes, ditahan oleh otoritas imigrasi. Pemerintahan Trump telah bergerak untuk mencabut kartu hijau Khalil, menuduhnya memimpin ‘kegiatan yang sejalan dengan Hamas’.

Penangkapannya telah memicu kemarahan dari para kritikus pemerintahan Trump serta para pendukung kebebasan berbicara, termasuk beberapa dari kalangan politik kanan, yang mengatakan bahwa tindakan tersebut memiliki efek yang mengerikan terhadap kebebasan berekspresi.

Selain itu, demonstrasi juga terjadi di Times Square, New York, pada Sabtu (15/3). Para demonstran yang merupakan aktivis pro-Palestina memegang plakat dan melambaikan bendera dengan tema ‘Perjuangkan Hak Kami’.

Demonstrasi itu ditujukan untuk mendukung Mahmoud Khalil. Khalil sendiri merupakan salah satu tokoh paling menonjol dalam gerakan protes Universitas Columbia yang meletus sebagai respons terhadap tindakan Israel dalam perang hingga berujung dirinya ditangkap pada 9 Maret.

Demonstrasi juga terjadi di luar pengadilan New York untuk memprotes penangkapan dan penahanan Mahmoud Khalil. Seorang hakim federal di New York akan mendengarkan argumen yang mendukung dan menentang Khalil yang kini dipindahkan ke sebuah fasilitas di Jena, Louisiana, tempat dia ditahan.

(haf/imk)


Hoegeng Awards 2025


Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *