Sport  

Arsenal Yakin Mau Matheus Cunha yang Emosian?


London

Matheus Cunha jadi salah satu nama yang dihubungkan dengan Arsenal untuk mengisi posisi penyerang. Ia dinilai punya teknik mumpuni, tapi emosinya itu…

Matheus Cunha beranjak dari pahlawan menjadi pesakitan dalam satu laga, saat membela Wolverhampton Wanderers tandang ke Bournemouth di Piala FA, Sabtu (1/3/2025) kemarin. Striker asal Brasil itu bikin gol spektakuler dari luar kotak penalti pada menit ke-60, yang menyamakan skor sekaligus menjaga peluang Wolves.

Bek legendaris Arsenal Martin Keown memuji kualitas teknik pemain 25 tahun tersebut. Kebetulan pula, Cunha disebut-sebut sebagai salah satu nama yang dipertimbangkan Arsenal untuk bursa transfer musim panas nanti.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kemampuan yang dia punya itu level top. Golnya hari ini tidak pantas di Piala FA, itu pantasnya di Liga Champions. Sebagus itu,” kata Keown di BBC.

“Beri dia ruang yang terlalu besar dan dia bisa melakukannya, itu gol yang Ronaldo banget. Itu level top, sebuah penyelesaian tingkat tinggi.”

Namun ironisnya, saat laga dilanjutkan ke babak tambahan dan hampir menuju ke adu penalti, Cunha malah bikin masalah. Ia memukul, menendang, dan menanduk bek Bournemouth Milos Kerkez usai kausnya ditarik.

Alhasil Cunha langsung dikartu merah, sementara Wolves harus terima nasib tersingkir setelah kalah adu penalti 4-5. Buat Cunha, ia kini harus menjalani skors tiga laga dan ada ancaman hukuman tambahan melihat kadar pelanggarannya.

Sebagai catatan, Cunha belum lama ini juga diskors dua laga karena ribut dengan steward di markas Ipswich Town. Dalam insiden pada Desember lalu itu, mantan pemain RB Leipzig dan Atletico Madrid tersebut menarik kacamata sang steward.

Keown prihatin melihat kelakuan Cunha saat mengamuk di laga lawan Bournemouth. Baginya itu sebuah aksi yang sudah amat ketinggalan zaman. Ini sekaligus menjadi alarm untuk para peminat Cunha, termasuk Arsenal.

“Saya belum pernah melihatnya lagi di lapangan sejak tahun 70-an. Dia tak bisa begitu. Dia benar-benar kehilangan kendali,” sambung Keown, yang pensiun sebagai pesepakbola pada 2005.

“Dan lebih buruknya, mereka tak bisa menyingkirkannya dari lapangan. Pada akhirnya kamer-kameranya yang harus mengalihkan sorotan. Itu bagian buruknya.”

“Dia harus berhenti, karena dia punya riwayat begitu. Dia menarik kaca mata seorang petugas baru-baru ini, jadi entah hukumannya tiga laga atau lebih. Anak ini harus main dan vital (buat Wolves) untuk dia bisa bermain,” imbuhnya.

(raw/nds)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *