Jakarta –
Anggota Komisi C DPRD Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth melakukan inspeksi mendadak (sidak), di Pasar Tomang Barat, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Sidak tersebut dalam rangka menjaga stabilitas harga pokok dalam memasuki Bulan Ramadhan 1446 Hijriah.
Pria yang akrab disapa Bang Kent itu didampingi oleh Dirut PD Pasar Jaya, Agus Himawan; Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya, Karyawan Gunarso; Dirut Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman; dan Lurah Tanjung Duren Selatan, Indri Prawiji beserta jajarannya.
Dalam sidak tersebut, Kent menemukan harga beras yang dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), usai melakukan penyusuran di Pasar Tomang Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saat saya melakukan penelusuran di Pasar Tomang Barat, saya menemukan ada pedagang yang menjual beras dan cabai melebihi HET, ada margin yang berlebih,” kata Kent dalam keterangannya, Jumat (28/2/2025).
Atas temuan tersebut, Kent akan berkoordinasi dengan PT Food Station Tjipinang Jaya dan PD Pasar Jaya, terkait perihal adanya pedagang yang masih menjual melebihi HET.
“Saya sudah minta kepada Dirut Food Station agar supaya diselesaikan. Karena pedagang tidak boleh menjual barang dagagannya di atas HET yang telah ditetapkan pemerintah, Apalagi sudah mau memasuki bulan suci ramadhan” ketus Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu.
Oleh karena itu, Kent meminta kepada sejumlah stakeholders untuk melakukan pengecekan regulasi atau keputusan pemerintah terkait HET barang-barang dagangan seperti beras, minyak goreng, cabai, gas LPG dan lain-lain.
“Dan juga pastikan harga yang dijual benar-benar sesuai dengan HET yang ditentukan oleh pemerintah,” beber Kent.
Pasalnya, sambung Kent, Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menginginkan para pedagang tidak menjual barang dagangannya dengan harga di atas HET, hal itu guna melindungi konsumen dan menjaga stabilitas harga.
“Pada prinsipnya, kami ingin supaya pada saat pemerintahan Pram-Rano ini jangan ada harga-harga yang terlalu mahal. Takutnya orang menengah ke bawah kan enggak bisa membeli,” tambahnya.
Kent pun menegaskan, dirinya bakal terus melakukan pengawasan terkait harga kebutuhan pokok yang melejit saat bulan Ramadhan.
“Kami akan terus melakukan pengawasan di sejumlah pasar, karena memang tadi ada beberapa temuan. Saya juga minta tolong kepada Food Station dan Dharma Jaya untuk memantau harga-harga, kestabilan harga ini, supaya jangan ada kenaikan,” tutur Kent.
Kent pun mengakui, kecurangan dalam penerapan HET sering terjadi di berbagai sektor, seperti modus pedagang atau distributor menaikkan harga dengan alasan stok terbatas, atau kenaikan harga bahan baku. Lalu mengubah kemasan untuk menghindari HET, dan permainan harga di pasar tradisional dan modern.
“Hal itu akan berdampak masyarakat terpaksa membeli dengan harga lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah. Serta kelangkaan barang di pasar, yang membuat harga melambung di atas HET,” beber Kent.
Oleh karena itu, Kent meminta kepada seluruh Pemerintah Kota di Jakarta agar mulai melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan HET, dan jika menemukan agar melapor ke Satgas Pangan.
“Pemerintah Kota yang terdapat di 5 wilayah di jakarta harus memberikan edukasi masyarakat terkait HET, informasikan ke orang sekitar tentang HET agar lebih banyak yang sadar, dan bisa melaporkan jika ada pelanggaran. Jika pelanggaran harga HET meluas dan terjadi secara sistematis, ada kemungkinan terjadi kartel atau spekulasi harga, yang bisa ditindaklanjuti oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),” tutupnya.
(mpr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu