Tangerang Selatan –
Turnamen ice skating bertajuk Indonesia Ice Skating Open digelar lagi. Kali ini jumlah pesertanya meningkat jadi 450 orang dan ada perwakilan negara tetangga.
IISO 2025 ini digelar di BX Rink, Bintaro Xchange Mall, Tangerang Selatan, selama tiga hari sedari 20-22 Februari. Ini jadi edisi ke-10 turnamen yang digelar sejak 2014.
Untuk edisi kali ini, tidak cuma atlet nasional tapi ada juga atlet-atlet dari negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk peserta lokal berasal dari 10 ice rink seperti BX Rink, Sky Rink, Oasis Center Arena, Gardenice, MSquare Ice Skating, SCH Ice Skating Arena, OCA ISA Surabaya, Tetrem On Ice, Icescape Ice Rink, dan SM International Skating Rink MOA.
Ada sekitar 21 nomor yang dipertandingkan mulai dari usia dini dengan atlet termuda berusia tiga tahun, hingga level senior berusia 54 tahun.
Nomor-nomor tersebut di antara lain Artistic Solo, Rhythmic Ribbon, Stroking Alpha, Artistic, Drama Spot Delta, Similiar Couples, Freestyle Synchro, Ensemble, Rhythmic Skating, Pattern, Solo Surprise dan Compulsories, Synchronized Team dan lainnya.
Direktur Pelaksana Indonesia Ice Skating Open 2024, Wiwin Salim Darmawan, mengatakan, BX Rink menyebut IISO adalah salah satu agenda penting dalam kalender nasional sebagai agenda penting Federasi Ice Skating Indonesia (FISI).
Apalagi setiap tahunnya, respons masyarakat begitu positif sehingga pihak BX Rink selalu antusias menjadi tuan rumah.
“Tahun ini menjadi IISO pertama dengan peserta terbanyak yaitu 450 peserta, naik signifikan dari IISO tahun sebelumnya yang sekitar 371 peserta. Turnamen IISO menjadi ajang pembuktian bagi para atlet muda untuk meraih prestasi di cabang olahraga figure skating. Kami berharap, kejuaraan IISO dapat mengakselerasi kemampuan dan jam tanding para atlet sekaligus melahirkan bibit-bibit baru,” ujar Wiwin dalam jumpa pers, Kamis (20/2/2025)
“Melalui kompetisi ini juga, diharapkan menjadi tolok ukur bagi para atlet untuk menuju kompetisi yang lebih besar,” lanjutnya.
“Penilaian dari berbagai aspek dan pada sisi teknikal sesuai dengan guidelines dari Ice Skating Institute Asia.”
Wiwin menyebut khusus untuk kategori tema spotlight para peserta ditantang meluncur anggun, cepat, berputar, dan berpilin di atas landasan es menggunakan alunan Folk Music.
Tema ini diadopsi untuk merayakan kekayaan dan keragaman warisan budaya yang diekspresikan melalui genre musik seperti Country Music, Dangdut, dan banyak lagi.
“Peserta didorong untuk mewujudkan semangat musik tradisional dalam kostum, koreografi, dan penampilan mereka, menciptakan pertunjukan seni dan budaya yang meriah dan tak terlupakan,” paparnya.
Lebih lanjut Wiwin mengaku puas dengan antusiasme masyarakat Indonesia dengan olahraga ice skating. Apalagi Indonesia merupakan negara tropis sehingga ice skating bukanlah olahraga populer.
Namun, dengan keikutsertaan Indonesia di Asian Winter Games lalu, diharapkan Ice Skating dan olahraga musim dingin lainnya di Indonesia bisa lebih naik pamornya.
Apalagi salah satu atlet BX Rink Kelly Elizabeth Supangat ikut serta dalam kontingen Indonesia. Kelly turun di nomor figure skating.
“Daya juang atlet sangat tinggi. Sebab itu, dibutuhkan sarana prasarana yang lebih mumpuni dan support pemerintah untuk dapat menghasilkan atlet yang bisa bersaing mewakili Indonesia di kompetisi besar ke depannya. Di luar negeri, kegiatan latihan ice time para atlet tidak berbagi dengan publik. Di Indonesia masih harus berbagi karena belum ada ice rink yang didedikasikan khusus untuk latihan atlet,” papar Wiwin.
(mrp/pur)