Manchester –
Raphael Varane bercerita soal kepemimpinan Erik ten Hag di Manchester United. Manajer Belanda itu dinilai kerap membingungkan.
Varane datang ke MU setahun lebih cepat dari Ten Hag. Bek Prancis itu bercerita bagaimana manajer 55 tahun itu memimpin klub.
Selama melatih MU, Ten Hag disorot karena sempat berkonflik dengan beberapa pemain. Cristiano Ronaldo dan Jadon Sancho sampai tersisih dari tim karena memprotesnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Varane menilai, gaya kepemimpinan Ten Hag kerap membingungkan. Kadang bisa tegang dan keras, dan terkadang juga mau mendengarkan pendapat para pemain.
“Sulit untuk menemukan kata-kata yang tepat. Itu sangat tegang pada waktu-waktu tertentu,” kata Raphael Varane soal Erik ten Hag kepada Athletic.
“Kadang-kadang dia berusaha untuk mendengarkan umpan balik para pemain. Terkadang dia membuat keputusan tanpa mendengarkan perasaan para pemain. Jadi ada pasang surut. Itu kadang-kadang rumit,” terangnya.
Lebih lanjut, Varane mengaku juga sempat diasingkan Ten Hag karena coba berdiskusi dengannya. Pemain yang cabut dari MU tahun lalu itu sempat memprotes gaya keras sang pelatih ke para pemain.
“Kami punya diskusi yang kuat,” katanya. “Kami saling mengatakan beberapa kebenaran, tapi kemudian saya tidak bermain selama hampir dua bulan,” kenangnya.
“Saya bilang saya tidak setuju dengan cara-cara tertentu dalam melakukan hal-hal mengenai hubungan antara dia dan tim. Itu bukan sesuatu yang saya pikir bagus untuk tim, karena beberapa pemain sama sekali tidak puas. Itu tidak baik dalam hal hubungan dengan pelatih,” kenang Varane soal Erik ten Hag.
Varane bahkan kaget saat Ten Hag akhirnya dipertahankan manajemen MU pada tahun lalu. Ia menilai saat itu sang pelatih sudah tak mendapat kepercayaan di tim.
“Koneksi dengan skuad sudah tak ada lagi,” terangnya.
(yna/krs)