Dendam Kesumat Nanang ‘Gimbal’ ke Sandy Permana hingga Berbuat Nekat


Jakarta

Tanda tanya motif pembunuhan artis Sandy Permana oleh tetangganya sendiri akhirnya terjawab. Tersangka Nanang Irawan alias Gimbal ternyata menyimpan dendam kesumat.

Motif pembunuhan ini terungkap setelah polisi melakukan interogasi terhadap Nanang ‘Gimbal’. Pria berusia 45 tahun itu mengaku hubungannya dengan Sandy Permana sudah tidak akur sejak lama.

Kehidupan bertetangga Nanang ‘Gimbal’ dan Sandy Permana yang tak harmonis ini merupakan akumulasi selama bertahun-tahun. Puncaknya pada Minggu, 12 Januari 2025 pagi, Nanang melampiaskan kekesalannya yang terpendam kepada Sandy Permana.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nanang ‘Gimbal’ menikam Sandy Permana bertubi-tubi hingga meregang nyawa. Pria yang pernah menjadi kru film itu mengaku kesal lantaran korban menatapnya sinis dan meludah saat bertemu dengannya.

Meski Nanang ‘Gimbal’ menyimpan dendam selama ini, namun polisi saat ini belum menemukan unsur pembunuhan berencana. Polisi menyebut aksi penikaman yang dilakukan Nanang kepada Sandy adalah tindakan spontanitas karena emosional sesaat.

Apapun alasannya, perbuatan menghilangkan nyawa seseorang tidak dapat dibenarkan. Kini, Nanang ‘Gimbal’ harus mempertanggungjawabkan perbuatan kejinya itu di mata hukum. Nanang ‘Gimbal’ kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan polisi.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengungkapkan motif Nanang ‘Gimbal’ membunuh Sandy Permana karena sakit hati gara-gara tatapan sinis dan korban meludah di depannya.

“Motif pelaku atau Tersangka melakukan perbuatan tersebut, disebabkan karena Tersangka sakit hati karena merasa direndahkan oleh korban dengan cara melihat ke arah tersangka secara sinis dan korban melakukan atau meludah ke arah pelaku,” kata Wira dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Kamis (16/1).

Lama Tak Saling Sapa

Sandy Permana dan Nanang ‘Gimbal’ yang sama-sama tinggal di Perumahan Cibarusah Jaya, Cibarusah, Kabupaten Bekasi hidup bertetangga sejak 2017. Keduanya bahkan pernah tinggal bersebelahan di kompleks tersebut.

Akan tetapi, kehidupan bertetangga antara Sandy Permana dengan Nanang ‘Gimbal’ ternyata sudah lama tidak akur. Keduanya tidak pernah saling sapa sejak 2019.

“Sehari-hari Tersangka menjalani kehidupan bertetangga dengan korban secara tidak harmonis. Tersangka tidak pernah menyapa Korban dan Korban pun tidak pernah menyapa Tersangka,” ujar Kombes Wira.

Hubungan antartetangga yang sudah tidak harmonis itu kemudian membuat Nanang ‘Gimbal’ memutuskan untuk pindah rumah. Nanang pindah ke blok lain masih dalam satu lingkungan perumahan.

“Tahun 2020 tersangka dan keluarga memutuskan untuk menjual rumah yang Tersangka tempati tersebut, kemudian Tersangka pindah kemudian mengontrak rumah ke blok lain namun masih dalam lingkup perumahan tersebut yaitu di Blok H 5,” kata dia.

Baca di halaman selanjutnya: awal mula Nanang dan Sandy tak akur


Pelampiasan Kekesalan Nanang ‘Gimbal’




Prarekonstruksi Nanang Gimbal Irawan menikam Sandy Permana saat berad di atas motor listrik.
Prarekonstruksi Nanang ‘Gimbal’ Irawan menikam Sandy Permana saat berad di atas motor listrik. (dok. Istimewa)


Rasa sakit hati dan dendam Nanang ‘Gimbal’ yang terakumulasi itu memuncak. Nanang ‘Gimbal’ sudah tidak bisa lagi memendam dendamnya itu hingga membunuh Sandy Permana.

Pembunuhan diawali ketika Sandy sedang melintas dengan motor listriknya di pinggir jalan depan rumahnya, pada Minggu (12/12025) sekitar pukul 06.30 WIB. Nanang ‘Gimbal’ saat itu sedang memperbaiki motor di depan rumahnya.

“Tersangka melihat korban mengendarai motor dari arah depan posisi tersangka duduk kurang lebih berjarak 2-3 meter, tiba-tiba korban meludah dengan tatapan sinis terhadap tersangka,” kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Kamis (16/1).

Melihat hal itu, emosional Nanang ‘Gimbal’ memuncak. Sekonyong-konyong Nanang ‘Gimbal’ berlari ke kandang ayam di samping rumahnya dan mengambil sebilah pisau dapur.

“Kemudian tersangka berlari mengejar korban dengan maksud untuk melukai korban serta meluapkan kekesalan yang selama ini tersangka pendam,” ujarnya.

Nanang ‘Gimbal’ menusuk Sandy berkali-kali di bagian perut. Posisi Sandy Permana saat itu masih di atas motor.

Perlawanan Sandy Permana

Mendapat serangan itu, Sandy Permana pun melakukan perlawanan. Ia menangkis dan menghalangi Nanang ‘Gimbal’ yang menusuknya.

Akan tetapi, Nanang ‘Gimbal’ yang sudah gelap mata itu masih terus menyerang Sandy tanpa ampun. Nanang ‘Gimbal’ menikam Sandy Permana berkali-kali di bagian pelipis, kepala, dada, hingga leher.

“Pada saat korban ingin lari menyelamatkan diri, tersangka mengejar dan menusuk kembali ke arah punggung kiri korban sebanyak 1
kali sehingga membuat motornya terjatuh,” ucapnya.

Dalam keadaan berlumuran darah, Sandy Permana berlari mencari pertolongan. Sementara Nanang ‘Gimbal’ langsung melarikan diri ke arah pesawahan menuju Jalan Raya Cibarusah dengan naik motor Honda Fit miliknya.

“Kemudian sepeda motor tersebut dia tinggal di tepi persawahan, kemudian dia melarikan diri dengan cara menumpang beberapa kali kendaraan truk hingga sampai di Kabupaten Karawang, Jawa Barat,” tuturnya.

Nanang ‘Gimbal’ pun bersembunyi di Karangan. Saat di pelariannya, Nanang ‘Gimbal’ memotong rambutnya yang tadinya panjang dan pendek menjadi pendek.

Tujuan Nanang potong rambut untuk mengaburkan pencarian polisi. Akan tetapi, Nanang ‘Gibal’ berhasil ditangkap tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (15/1) siang.

Awal Mula Nanang ‘Gimbal’ Simpan Dendam




Nanang Gimbal, tersangka pembunuhan Sandy Permana.
Nanang Gimbal, tersangka pembunuhan Sandy Permana berbaju tahanan. (Wildan N/detikcom)

Perasaan sakit hatinya Nanang ‘Gimbal’ ini diawali pada 2019. Suatu saat di tahun 2019 itu, Sandy Permana mempersiapkan tenda untuk pesta pernikahannya.

Menurut Nanang ‘Gimbal’, Sandy mendirikan tenda di pekarangan rumah hingga menebang pohon tanpa seizinnya. Sejak itu, Nanang merasa sakit hati.

“Namun tersangka tidak menegur korban, karena tersangka tahu korban sangat pemarah. Atas perbuatan korban tersebut tersangka merasa sakit hati dan menyimpan dendam sama korban,” imbuh Wira.

Percekcokan di Masa Lalu

Hubungan dingin antara Nanang ‘Gimbal’ dengan Sandy Permana itu terjadi berlarut-larut. Pada bulan Oktober 2024 keduanya pernah terlibat adu mulut.

Ceritanya, waktu itu tengah diadakan rapat penurunan ketua RT karena isu perselingkuhan dengan warga sekitar. Nanang ‘Gimbal’ dan Sandy Permana hadir dalam rapat itu.

“Dalam acara tersebut korban berteriak dan beradu mulut dengan istri ketua RT, lalu tersangka menegur korban dengan kalimat ‘Nggak usah teriak-teriak, biasa aja’,” kata Kombes Wira.

Mendengar hal itu, Sandy lantas melototi tersangka seraya berkata ‘Lo bukan warga sini, nggak usah ikut-ikutan’.

Mendapatkan balasan demikian dari Sandy Permana, Nanang ‘Gimbal’ terdiam dan mencoba untuk menenangkan diri. Namun, hal ini rupanya menambah kekesalan Nanang ‘Gimbal’ kepada Sandy Permana yang sudah lama terpendam.

“Namun, dalam hati tersangka menambah dendam yang selama ini tersangka pendam terhadap korban,” ucapnya.

Esok hari setelah rapat RT itu, istri Nanang ‘Gimbal’, Yulianti, mendapat somasi dari Sandy. Menurut Nanang ‘Gimbal’ somasi itu berisi tuduhan bahwa Nanang ‘Gimbal’ hendak menyerangnya saat rapat.

“Mendengar informasi dari istri tersangka tersebut tersangka tidak menanggapinya, namun menambah rasa benci tersangka terhadap korban,” cetus Wira.

Baca selanjutnya: Nanang ‘Gimbal’ lampiaskan kekesalan yang terpendam


Halaman 2 dari 3

(mea/rfs)


Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *