Apa Itu dan Mengapa Disebut Hari Paling Sedih?

Jakarta

Blue Monday diperingati setiap tahun pada hari Senin ketiga di bulan Januari. Makna peringatan hari ini cukup kontroversial karena dianggap sebagai hari paling menyedihkan sepanjang tahun. Hari ini dicetuskan pada tahun 2005 di Inggris.

Tahun ini, Blue Monday jatuh pada Senin tanggal 20 Januari 2025.

Apa Itu Blue Monday?

Menurut Oxford Languages, Blue Monday adalah istilah yang merujuk pada hari Senin yang digambarkan membuat seseorang merasa suram atau tidak bersemangat, terutama karena harus kembali bekerja atau sekolah setelah liburan akhir pekan. Blue Monday disebut sebagai hari paling sedih dan bikin stres.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di belahan bumi utara (di negara-negara dengan musim dingin), hari Senin ketiga di bulan Januari dicirikan sebagai hari yang paling menyedihkan dalam setahun. Hal ini biasanya dikaitkan dengan cuaca musim dingin yang suram, beban finansial setelah liburan tahun baru, hingga resolusi tahun baru yang mulai gagal di awal.

Namun, klaim ini tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Banyak psikolog menganggap konsep Blue Monday lebih sebagai fenomena budaya daripada realitas psikologis. Meski demikian, istilah ini tetap populer, terutama di media sosial, untuk menggambarkan rasa melankolis yang sering dialami banyak orang di awal tahun.

Sejarah dan Latar Belakang

Konsep Blue Monday pertama kali muncul pada tahun 2005 sebagai bagian dari kampanye pemasaran sebuah perusahaan perjalanan di Inggris, Sky Travel. Mengutip dari Days of The Year, orang-orang di Sky Travel menamai hari Senin pekan ketiga di Januari dengan “Blue Monday” dan menyebutnya sebagai hari yang paling menyedihkan sepanjang tahun karena berbagai alasan.

Blue Monday awalnya merupakan bagian dari kampanye publisitas, tetapi kemudian mendapatkan popularitas melalui berbagai perdebatan. Sejak dirilis, teori yang berkaitan dengan konsep Blue Monday terus diperdebatkan. Beberapa teori mungkin dianggap masuk akal secara opini, namun pada kenyataannya, beberapa ahli menganggapnya sebagai pseudosains.

Dilansir BBC, ada salah satu teori populer dari seorang akademisi bernama Dr Cliff Arnall pada tahun 2014, yang merumuskan konsep Blue Monday dalam sebuah persamaan matematika. Arnall memasukkan berbagai faktor seperti cuaca dan gaji bulanan ke dalam persamaan tersebut. Saat itu ia ingin mencari formula ilmiah yang bisa menjelaskan fenomena senin kelabu setelah diminta oleh perusahaan travel.

Namun, pada akhirnya konsep Blue Monday tidak pernah terbukti secara ilmiah. Seorang psikolog bernama Philip Clarke dari University of Derby mengatakan bahwa bulan Januari saja tidak bisa dibuktikan sebagai bulan yang paling tinggi kasus kesehatan mentalnya. Menurut Philip istilah Blue Monday saat ini hanya dimanfaatkan untuk marketing oleh beberapa perusahaan.

Terlepas dari perdebatan tersebut, banyak perusahaan yang memanfaatkan konsep Blue Monday dan menggunakannya untuk memasarkan produk mereka. Selanjutnya konsep Blue Monday diperbaharui untuk menekankan pesan penting menjaga kesehatan mental yang baik dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk memastikan hal tersebut.

(wia/imk)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *