Sport  

Kata Pengamat soal Dilema PSSI dan Naik-Turun Performa Timnas Indonesia


Jakarta

Pergantian pelatih baru di tengah kualifikasi Piala Dunia 2026 disebut sebagai dilema bagi PSSI. Di sisi lain, performa Timnas Indonesia memang tampak belum stabil.

PSSI mengganti komposisi pelatih di awal tahun 2025. Shin Tae-yong dicopot dari posisinya sebagai pelatih Timnas Indonesia. Hal itu terjadi pada saat Timnas Indonesia tengah menuju pertandingan lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Ada empat laga yang tersisa mulai Maret hingga Juni 2025. Indonesia akan menghadapi laga tandang melawan Australia pada 20 Maret, kemudian laga kandang melawan Bahrain pada lima hari berikutnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK). Setelah itu, Indonesia akan menjamu China pada 5 juni dan bertandang ke Jepang pada 10 Juni.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pengamat olahraga Kesit Budi Handoyo, keputusan melakukan pergantian pelatih Timnas Indonesia menjadi dilema tersendiri bagi PSSI. Tapi, katanya merujuk pada ucapan Ketum PSSI Erick Thohir, keputusan harus diambil karena inkonsistensi performa Skuad Garuda.

“Memang keputusan ini (seperti) buah simalakama juga buat PSSI ya. Menjadi dilema-lah. Tapi kalau tadi kita dengar penjelasan Pak Erick (Ketua Umum PSSI) dan performa Timnas tidak stabil. Masih turun naik,” katanya dalam sambungan telepon dengan pewarta, Senin (6/1/2025).

“Dari segi teknis-lah ya. Ada masa Timnas tampil oke, tapi tiba-tiba drop. Tiba-tiba naik lagi, tiba drop. Jadi memang belum stabil. Di sisi lain, PSSI punya target tinggi membuat Timnas tampil ke Piala Dunia. Mungkin mereka khawatir di tangan Shin sulit untuk mewujudkan itu. Apalagi ada gap komunikasi dengan para pemain.”

“Itu yang menjadi pertimbangan. Nah diharapkan dengan pelatih baru, ya kalau asal dari Belanda lebih bagus-lah,” ujarnya

Kesit, yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya, mengakui waktu yang tersedia untuk menyiapkan pelatih baru Timnas Indonesia menuju kualifikasi Piala Dunia 2026 sangat terbatas.

“Ya memang waktunya pendek ya tapi harus bisa dioptimalkan yang 2,5 bulan ini. Pasti berisikolah ketika pergantian pelatih dilakukan ada konsekuensi yang harus siap diambil PSSI. Tim itu bisa lebih bagus dari sebelumnya, atau malah semakin jeblok, itu konsekuensi yang harus diambil PSSI,” kata Kesit.

“Itu menjadi bagian dari sebuah perjalanan Timnas karena tidak sedikit juga tim yang melakukan pergantian pelatih kemudian juga tidak memberikan hasil impak positif.”

“Tapi banyak juga yang berhasil. Kalau yang terburuk gagal, PSSI harus betul-betul melakukan evaluasi menyeluruh kesalahannya di mana. Apakah kesalahan di materi pemain karena belum siap tampil di level internasional atau dunia, atau pelatihnya yang tidak becus,” tuturnya menegaskan.

(mcy/krs)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *