Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkap arahan Presiden Prabowo Subianto saat pertemuan di Istana Negara. Gus Ipul mengatakan Prabowo ingin mempriotaskan permasalahan kemiskinan ekstrem.
“Program-program di bidang pemberdayaan sosial ya. Di bidang pemberdayaan yang kita harapkan ke depan itu penanganan kemiskinan dan juga peningkatan kesejahteraan sosial itu lebih terukur, kemudian terpadu. Jadi mulai dari datanya yang valid, ya itu kan,” kata Gus Ipul usai menghadiri Perayaan Hari Braille Sedunia, Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (5/1/2025).
Gus Ipul mengatakan program yang didorong oleh Kemensos harus tepat sasaran. Prabowo ingin adanya kenaikan ekonomi bagi rakyat lewat program pemberdayaan.
“Program-programnya tentu akan tepat sasaran kalau datanya valid. Setelah itu terukur. Terukur itu artinya bagaimana yang sudah kita intervensi yang sudah kita program itu kemudian ada naik kelas gitu, dari misalnya miskin ekstrem menjadi miskin, dari miskin menjadi rentan, dari rentan kemudian mereka bisa jauh lebih mandiri lewat program-program pemberdayaan,” katanya.
Ia mengatakan masyarakat tak boleh terus menerus bergantung pada bantuan sosial. Menurutnya pihak yang mendapat Bansos juga harus menaikkan level ekonominya agar tak selalu di posisi yang sama.
“Jadi pertama itu adalah programnya perlindungan. Setelah perlindungan selesai, naik menjadi pemberdayaan. Programnya adalah program pemberdayaan,” ujar Gus Ipul.
“Jadi tidak hanya Bansos terus, tidak hanya kita memberikan bantuan-bantuan bersyarat saja, tapi mereka harus pindah juga pada saatnya bagi mereka yang sudah siap ya, itu kita pindah menjadi programnya pemberdayaan. Bantuannya bukan Bansos lagi, tapi bantuannya dalam bentuk apa misalnya, bantuan modal usaha, bantuan penciptaan pasar, ya kan,” tambahnya.
Ia menyebut Prabowo menargetkan Kemensos untuk mendata berapa presentasi masyarakat yang ekonominya bisa naik di 2025. Gus Ipul berharap setiap tahunnya 300 masyarakat yang mendapat program keluarga penerima manfaat (KPM) dapat naik level ke pemberdayaan.
“Dari program yang 10 juta KPM itu kita harapkan setiap tahun itu ada 300 ribu lebih yang bisa pindah ke program pemberdayaan. Misalnya itu minimal 300 ribu, kenapa targetnya 300 ribu? Karena program itu didampingi oleh 34 ribu pendamping. 34 ribu pendamping itu kalau ditarget 1 pendamping 10 orang sudah 340 ribu, apalagi kalau ada yang bisa sampai 50 dan lain bisa 500 ribu,” ujarnya.
Diketahui Prabowo menggelar rapat koordinasi (Rakor) bersama menteri di Kabinet Merah Putih pada Jumat (3/1/2025) di Istana Bogor.
Hadir dalam agenda ini Wapres Gibran Rakabuming, Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dan Menteri UMKM Maman Abdurrahman.