Sejarah dan Peringatannya Setiap 4 Januari

Jakarta

Hari Braille Sedunia diperingati pada tanggal 4 Januari 2025. Hari ini dirayakan untuk menghormati kelahiran penemu Braille, Louis Braille. Temuannya ini telah mencerahkan kehidupan jutaan orang di seluruh dunia yang tunanetra atau memiliki gangguan penglihatan.

Braille adalah sistem tulisan dan cetakan (berdasarkan abjad Latin) untuk para tunanetra berupa kode yang terdiri atas enam titik dalam pelbagai kombinasi yang ditonjolkan pada kertas sehingga dapat diraba, mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI V Kemdikbud).

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Braille sangat penting dalam konteks pendidikan, kebebasan berekspresi dan berpendapat, serta inklusi sosial, seperti yang tercermin dalam pasal 2 Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adanya peringatan Hari Braille Sedunia setiap tanggal 4 Januari adalah untuk mengakui bahwa mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan berhak mendapatkan standar hak asasi manusia yang sama dengan orang lain. Selain itu juga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya Braille sebagai alat komunikasi dan alat untuk mencapai hak asasi manusia bagi para penyandang tunanetra.

Sejarah Peringatan Hari Braille Sedunia

Hari Braille Sedunia telah dirayakan sejak tahun 2019. Hari ini bermaksud untuk menghormati warisan Louis Braille, yang menemukan sistem membaca dan menulis dengan sentuhan pada abad ke-19, dan menyoroti upaya yang sedang berlangsung untuk mempromosikan format yang dapat diakses di bidang pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.

Bantuan luar biasa dari Braille yang membuka dunia aksesibilitas bagi para tunanetra ini telah diakui oleh Majelis Umum PBB. Pada bulan November 2018, Majelis Umum PBB menyatakan melalui proklamasinya bahwa tanggal 4 Januari ditetapkan sebagai Hari Braille Sedunia (World Braille Day). Tanggal ini dipilih untuk menandai hari ulang tahun Louis Braille.

Sejarah Penemuan Braille oleh Louis Braille

Menurut informasi yang dikutip dari National Today, istilah ‘Braille’ sendiri diambil dari nama penciptanya, Louis Braille. Ia adalah seorang Prancis yang kehilangan penglihatannya saat masih kecil ketika secara tidak sengaja menusuk matanya sendiri dengan penusuk ayahnya.

Sejak usia 10 tahun, ia menghabiskan waktu di Royal Institute for Blind Youth di Prancis, di mana ia merumuskan dan menyempurnakan sistem titik-titik yang akhirnya dikenal sebagai Braille. Braille menyelesaikan karyanya dengan mengembangkan kode yang didasarkan pada sel dengan enam titik, sehingga memungkinkan ujung jari untuk merasakan seluruh unit sel dengan satu sentuhan dan bergerak dengan cepat dari satu sel ke sel berikutnya.

Pada akhirnya, Braille perlahan-lahan diterima di seluruh dunia sebagai bentuk utama informasi tertulis bagi para tunanetra. Sayangnya, Braille tidak memiliki kesempatan untuk melihat betapa bergunanya penemuannya. Braille kemudian meninggal dunia pada tahun 1852, dua tahun sebelum Royal Institute mulai mengajarkan Braille.

(wia/imk)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *