Masih dalam suasana Natal yang damai dan penuh sukacita, Gereja Katedral Jakarta menggelar pameran kelahiran Yesus Kristus. Pameran ini berlokasi di mezanin gereja.
Bagi yang ingin berkunjung, simak dulu informasi di bawah ini.
Ada pameran Kelahiran Yesus Kristus di Gereja Katedral Jakarta. Pameran ini menceritakan tentang kisah kelahiran Sang Juru Selamat yang digambarkan lengkap dengan patung-patung, mulai dari keluarga kecil yang tengah bersukacita, sang gembala, malaikat hingga para majus.
Dalam diorama tersebut, dimanfaatkan pula kain-kain perca, kain tradisional dari seluruh Indonesia. Dikutip dari laman Instagram Gereja Katedral Jakarta (@katedraljakarta), berikut jadwal pamerannya.
- Hari, tanggal: Kamis, 26 Desember 2024 – Minggu, 5 Januari 2025
- Lokasi: Mezzanine Gereja Katedral Jakarta
- Jadwal kunjungan:
– Senin s.d Sabtu: Pukul 10.00 – 12.00 dan 13.00 – 15.00
– Minggu: Pukul 13.00 – 15.00 - Maksimal 10 orang per kunjungan (waktu 15 menit).
Tema Natal 2024
Perayaan Natal tahun ini mengusung tema ‘Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem’. Tema ini diambil dari penggalan ayat Alkitab, Lukas 2:15. Adapun bunyi dari ayat Lukas 2:15 adalah ‘Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: ‘Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita’.
“Tema Natal nasional 2024 yaitu, ‘Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem.’ Tema tersebut diambil dari penggalan ayat Alkitab Lukas bab 2 ayat 15, yang berbunyi ‘Marilah sekarang kita ke Betlehem’,” kata Ketua Umum Natal Nasional 2024 Thomas Djiwandono dalam Konferensi Pers Perayaan Natal di Gedung KWI, Jakarta Pusat, pada Senin (23/12/2024).
Thomas menjelaskan ada tiga hal yang dimaknai dalam tema ini. Pertama sebagai refleksi nilai pengharapan, kesederhanaan, dan damai sejahtera.
“Pertama, menjadi refleksi atas nilai pengharapan, kesederhanaan, dan damai sejahtera,” kata Thomas.
Selain itu, Thomas juga menyebut tema ini dimaknai sebagai kesederhanaan adanya lampin kandang domba. Terakhir, pemaknaan inklusivitas di mana tak hanya manusia, tetapi juga lingkungan hidup yang diajak bersukacita dalam Natal.
“Kedua, kesederhanaan adanya lampin kandang domba. Ketiga, inklusivitas. Ini menyangkut siapapun dan apapun kondisi manusia diajak bersukacita atas kelahiran juru selamat kristiani. Inklusifitas tak juga hanya terhadap manusia, tapi juga lingkungan diajak bersukacita,” lanjutnya.