Pengamat Politik Citra Institute, Efriza, mengkritik sikap Sekjen PDI Perjuangan yang membawa-bawa Presiden pertama RI Sukarno atau Bung Karno usai ditetapkan tersangka oleh KPK. Menurut Efriza, Hasto mencoreng nama besar Sukarno.
“Jadi ia (Hasto) sedang berjuang agar namanya tetap baik, padahal perilakunya korup. Ia malah mencoreng nama besar Sukarno, sebab Sukarno amat mencintai rakyatnya bukan mengabaikan suara rakyat, makanya Sukarno dianggap penyambung lidah rakyat,” ujar Efriza, Jumat (17/12/2024).
Efriza menyebut tindakan Hasto itu keliru. Dia mengatakan perjuangan Sukarno jauh berbeda dengan Hasto.
“Narasi Hasto seolah menyamakan dirinya dan Sukarno adalah pernyataan dan sikap keliru. Sukarno menyatakan non-kooperatif karena untuk kepentingan bangsa dan negerinya, perilaku Sukarno amat terpuji, bukan korup,” ujarnya.
Baginya, kasus Hasto di suap oleh Harun Masiku bukan pertarungan antara Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dengan Hasto. Melainkan soal pejabat Sekjen Partai yang menyalahgunakan jabatannya.
“Jika dicermati ini kasus murni tindakan Hasto sebagai pribadi yang buruk sebagai Pejabat Sekjen Partai, ia menyalahgunakan kekuasaan dan pengaruhnya untuk bertindak sewenang-wenang dengan mengabaikan suara rakyat dalam proses PAW bagi Harun Masiku,” ujarnya.
Hasto Bawa-bawa Bung Karno
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan tidak akan menyerah dengan bentuk intimidasi yang datang kepadanya. Ia menyatakan dirinya dan PDIP sudah menyiapkan risiko-risiko terburuk.
“Kami tidak pernah akan menyerah, baik mau digunakan suatu proses intimidasi secara formal maupun dengan cara-cara di luar formal, sekalipun kami sudah menyiapkan risiko-risiko terburuk,” kata Hasto dalam video yang diterima detikcom, Kamis (26/12/2024).
Hasto lalu mengutip Bung Karno yang mengatakan masuk penjara adalah bagian dari pengorbanan cita-cita. Oleh karena itu, ia meminta seluruh kader tidak menyerah menyuarakan kebenaran.
“Karena sebagaimana dilakukan oleh Bung Karno masuk penjara adalah bagian dari pengorbanan cita-cita, untuk itu jangan pernah takut menyuarakan kebenaran,” ujarnya.
Hasto meminta semua kader menjaga marwah partai dan Ketum Megawati Soekarnoputri dari berbagai upaya ingin merenggut marwah partai demi ambisi kekuasaan.
“Kita jaga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, kita jaga marwah dari Ketum PDI Perjuangan dari berbagai upaya-upaya yang ingin merongrong marwah dan kewibawaan partai hanya karena ambisi kekuasaan,” ujarnya.