Jakarta –
Badan Karantina Indonesia (Barantin) memaparkan capaian kinerja selama tahun 2024. Barantin menegaskan Indonesia tak mau barang dalam kondisi tidak baik masuk ke pasar dalam negeri.
Hal itu disampaikan Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean dalam Refleksi Akhir Tahun 2024 di Kemayoran, Jakarta Utara, Rabu (18/12/2024). Dia mengatakan Barantin juga telah meneken nota kesepahaman atau MoU dengan sejumlah negara untuk mencegah hama dan penyakit masuk ke Indonesia.
“Jadi selama tahun 2024 ini ada beberapa negara kita melakukan MoU itu clear. Artinya, kedaulatan negara kita harus dia akui. Kalau misalnya barang mereka masuk ke Indonesia itu ada hama penyakit dan segala macam yang tadi ada NNC (Notification of Non-Compliance) tadi itu kita tolak, mereka harus paham itu,” ujar Sahat.
Sahat mengatakan Indonesia tidak ingin barang dalam kondisi tidak baik masuk. Dia menegaskan hal serupa juga berlaku di negara lain.
“Dan jangan komplain ke kita, karena kita tidak ingin negara kita itu menerima barang-barang yang tidak baik. Demikian juga sebaliknya, mereka juga akan memelihara kita,” ujarnya.
Sahat juga memaparkan tindakan karantina penahanan, penolakan, dan pemusnahan terhadap komoditas yang tidak memenuhi persyaratan selama 2024. Dia mengatakan ada 2.309 kali penegakan hukum karantina, terdiri dari tindakan di bandara sebanyak 1.445 kali, pelabuhan 745 hari, PLBN 60 kali, dan kantor pos 59 kali.
“Kita musnahkan, kita bakar. Kita tunjukkan kita berdaulat. Nah itu yang saya ingin sampaikan bahwa kita masuk ke kedaulatan negara ini. Mereka tidak boleh menganggap kita ini negara-negara biasa,” jelasnya.
“Kita jaga semuanya. Jadi NNC ini merupakan potret bahwa kita benar-benar menjaga negara ini. Ini negara yang tidak tanggung-tanggung, ini negara-negara maju juga ini,” sambungnya.
Sahat menegaskan Indonesia tak boleh lagi membiarkan barang dari luar negeri masuk dengan bebas. Dia mengatakan Barantin bertindak sebagai salah satu sistem pertahanan agar barang jelek tak masuk Indonesia.
“Sebagai sistem pertahanan negara ini kita tidak ingin negara kita ini dianggap negara penampung semua komoditi yang tidak jelas,” kata dia.
(haf/haf)