Tel Aviv –
Israel selidiki klaim Hamas soal seorang sandera perempuan telah tewas selama operasi militer Israel di Gaza utara. Hamas tidak menjelaskan detail identitas sandera yang tewas itu.
Dilansir BBC, Minggu (24/11/2024), Hamas juga tak menjelaskan bagaimana atau kapan sandera itu tewas. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan saat ini tidak dapat ‘memverifikasi atau membantah’ klaim tersebut, tetapi perwakilannya sedang menghubungi keluarga perempuan itu.
“Malam ini organisasi teroris Hamas merilis sebuah dokumen yang di dalamnya seorang perempuan yang diculik diduga terlihat tewas,” kata IDF dalam sebuah pernyataan.
“Kami sedang memeriksa informasi tersebut dan pada tahap ini kami tidak dapat memverifikasi atau membantahnya,” sambung IDF.
Hamas mengklaim komunikasi dengan anggotanya yang bertugas mengawasi sandera itu baru-baru ini telah pulih setelah beberapa minggu terputus. Juru bicara sayap militer Hamas Brigade al-Qassam, Abu Ubeida, mengatakan sandera perempuan lain yang ditawan bersama perempuan itu telah terluka dan nyawanya terancam.
Pihak berwenang Israel meyakini masih ada sekitar 60 sandera yang hidup di Gaza dan puluhan lainnya diyakini telah meninggal. Hamas dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, dan sejumlah negara lain.
Kabar tewasnya sandera itu muncul saat Israel terus melanjutkan operasinya di Gaza pada hari Sabtu. Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah itu, sekitar 120 orang tewas akibat serangan udara Israel di wilayah itu dalam 48 jam terakhir.
Israel melancarkan serangan untuk menghancurkan Hamas dengan dalih sebagai tanggapan atas serangan di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas menewaskan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan 44.000 orang dan lebih dari 104.000 orang terluka. Jutaan orang juga menjadi pengungsi akibat perang di Gaza dan terancam kelaparan karena blokade Israel.
(haf/imk)