Jakarta –
PT Merdeka Copper Gold,Tbk (IDX:MDKA) bersama seluruh anak perusahaan melakukan upaya konservasi lingkungan yang optimal untuk mencegah dampak degradasi lahan akibat operasional tambang. MDKA juga menjaga keanekaragaman hayati di daerah sekitar area pertambangan.
MDKA menjalankan berbagai Program pro lingkungan yang efisien, di antaranya kegiatan reklamasi progresif, revegetasi, dan pelestarian keanekaragaman hayati yang proporsional serta sesuai dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Pada pelaksanaanya, salah satu anak perusahaan MDKA yakni PT Bumi Suksesindo (PT BSI) yang mengelola Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, telah melakukan reklamasi progresif seluas total 77,3 hektare dan telah menanam sekitar 66.184 pohon.
Pohon tersebut meliputi 60% dari tanaman lokal dan 40% yang merupakan tanaman fast grow yang dikembangkan dalam fasilitas Nursery (persemaian) milik perusahaan, terhitung sejak 2016 hingga Oktober 2024. Reklamasi dilakukan secara langsung ketika satu area selesai digunakan dalam operasi pertambangan, tanpa menunggu berakhirnya seluruh operasi tambang.
Tak hanya itu, PT BSI memiliki program unggulan yaitu Bird Watching (Pemantauan Spesies Burung). Program ini tidak hanya sekedar menyaksikan burung – burung yang hidup di dalam area site tapi juga mengedukasi peserta tentang spesies burung yang beragam dan masih tinggal di ekosistem sekitar Operasi Tambang Emas Tujuh Bukit.
Peserta yang mengikuti program ini beragam, mulai dari pelajar, karyawan swasta, komunitas pecinta alam hingga komunitas fotografi. Melalui kegiatan Bird Watching peserta bisa melihat juga keanekaragaman hayati yang tetap terjaga di wilayah sekitar Operasi Tambang Tujuh Bukit.
Jenis burung yang biasa terlihat adalah Rangkong Julang Emas (Rhyticeros undulatus), Elang Ular Bido (Spilornis cheela), Elang Alap Jambul (Accipiter trivirgatus), Merbah Cerukcuk (Pycnonotus goiavier), Serindit Jawa (Loriculus pusillus), dan Takur Tenggeret (Psilopogon australis).
Enviromental Manager PT Merdeka Copper Gold, Eben Ezer Sirait, menyampaikan keterlibatan masyarakat menjadi penting dalam upaya bersama melakukan kegiatan perlindungan lingkungan, sesuai kaidah pertambangan yang baik atau Good Mining Practice (GMP).
“Kami memiliki baseline rencana pengelolaan dan pemantauan keanekaragaman hayati. Sebagai contoh, kami menempatkan Jebakan Kamera di beberapa titik strategis, untuk meng-capture keberadaan hewan – hewan lokal di sekitar wilayah operasi. Kami bersyukur, dari hasil pemantauan tersebut area ekosistem sekitar lokasi tambang kami masih layak untuk dihuni berbagai satwa lokal,” ungkap Eben dalam keterangannya tertulis, Kamis (14/11/2024).
Bukti Grup Merdeka menjaga keanekaragaman hayati juga tercermin dari program di kawasan Operasi Tambang Nikel yang dikelola PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), anak perusahaan Merdeka di Konawe, Sulawesi Tenggara.
PT SCM menggandeng Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tenggara (BKSDA) untuk menyiapkan lahan bagi hewan endemik yang dilindungi yakni Anoa (Bubalus spp). Kerja sama ini bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup hewan dan ekosistem alami yang ditinggali.
PT SCM juga menginisiasi program konservasi Anoa yang melibatkan identifikasi dan pemasangan papan petunjuk di lokasi penyeberangan Anoa di jalan akses. Selain itu, program ini juga mencakup kegiatan pemasangan kamera trap, untuk memantau spesies prioritas, pengkayaan sumber makanan Anoa di area dengan aktivitas manusia berintensitas rendah, dan meminimalisir adanya konflik antar satwa liar.
Sebagai perusahaan dengan capaian ESG rating A berdasarkan penilaian Morgan Stanley Capital International (MSCI) sejak 2023, PT Merdeka Copper Gold Tbk berupaya memperkuat reputasi sebagai perusahaan dengan tingkat kinerja ESG yang tinggi.
(anl/ega)