Jakarta –
Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro menyebut alumni penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tak harus pulang ke Indonesia. Anggota Komisi X DPR Fraksi PDIP, Bonnie Triyana, mengatakan beasiswa LPDP itu harus dianggap sebagai pinjaman atau student loan jika penerimanya tak mau pulang.
“Kalau menurut saya sih mestinya pulang, andaikan mereka nggak mau pulang, ya harus dianggap LPDP yang mereka terima itu sebagai student loan,” kata Bonnie kepada wartawan, Jumat (8/11/2024).
Bonnie mengatakan uang yang telah diberikan negara harus dikembalikan jika penerimanya tak mau pulang atas pilihan pribadi. Dia mengatakan hal itu harus menjadi syarat agar ada keadilan.
“Ya harus dibalikin, duitnya harus dibalikin, jadi kita harus fair juga, ya kan? Jadi kalau misalkan mereka nggak balik, ya karena pilihan pribadi mereka ya kan. Karena pilihan mereka yang juga harus lakukan ya, balikin,” tutur Bonnie.
“Anggaplah jadi skemanya, kan biasanya LPDP itu ada pernyataannya tuh, ya kan? Kalau mau berangkat, bersedia, anu, anu, anu, ya harus dianggap LPDP yang mereka terima, kalau mereka keluar dulu, harus sebagai student loan,” tambahnya.
Bonnie menyebut kriteria persyaratan dari LPDP harus jelas dan adil. Dia mengingatkan beasiswa LPDP yang berasal dari uang rakyat.
“Jadi kriterianya jelas, jadi kalau mereka nggak pulang ya balikin, kan itu uang rakyat. LPDP itu kan uang rakyat, kita kan rakyat, kita kan membiayai anak-anak generasi muda kita untuk belajar ke luar negeri itu kan bukan untuk membuat negeri orang jadi lebih baik,” ujarnya.
Sebelumnya, Mendikti Saintek Satryo menyatakan alumni penerima beasiswa LPDP tidak harus kembali ke Indonesia. Satryo mengatakan hal itu lantaran Indonesia belum dapat menjamin pekerjaan bagi para alumni.
“Tidak harus, karena kita juga tidak bisa maksa dia pulang. Karena kita belum punya cukup tempat untuk mereka untuk berkarya,” kata Satryo, Selasa (5/11).
“Kasihan dia nanti. Ilmunya tinggi, di sini tidak ada wadahnya. Lebih baik kamu teruskan ke sana saja. Yang penting merah putih,” sambungnya.
(dwr/haf)