Jakarta –
PSSI dikritik dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI. Gara-garanya, federasi kerap mengajukan proses naturalisasi di detik-detik akhir.
PSSI mendampingi Menpora Dito Ariotedjo dan jajaran untuk Rapat Kerja dengan Komisi X di Gedung DPR-MPR RI, Senayan, Senin (4/11/2024). Raker ini guna membahas proses naturalisasi tiga pemain yakni Kevin Diks, Estella Loupattij, dan Noa Leatom.
Khusus untuk Kevin Diks, proses naturalisasinya tengah dikebut agar pemain FC Copenhagen tersebut bisa memperkuat Timnas Indonesia. Adapun Tim Garuda akan segera melawan Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, 15 November dan 19 November mendatang.
Dalam proses Raker tersebut, beberapa fraksi mendukung upaya PSSI menaturalisasi pemain. Meski begitu, ada juga yang menanyakan terkait permohonan yang selalu diajukan pada injury time.
“Ada pertanyaan dari kader-kader Dapil saya, kenapa sih PSSI selalu dan selalu kalau mau naturalisasi dalam hitungan waktu yang injury time? Kemarin kita lihat Mees Hilgers dan Eliano Reinders waktu melawan Bahrain dan China, itu hitungan waktunya mepet,” kata Agung Widiyantoro, fraksi Golkar, seperti dikutip detikSport dalam Youtube DPR RI.
“Dan ini mohon maaf diulang lagi. Sekarang sudah tanggal 4 November, kira-kira 11 hari lagi. Apakah upaya maksimal yang dilakukan nanti mampu membangun chemistry? Saya tak persoalkan beda bahasa ya. Yang namanya bola, bagaimana cara giring bola, gol di kandang, di gawang lawan itu pakai bahasa isyarat pun bisa tetapi chemistry dan strategi yang dibangun apakah mampu?”
Menjawab pertanyaan tersebut, Yunus Nusi, Sekjen PSSI, memberi penjelasan. Ia mengakuinya, sekaligus memohon maaf atas permintaan naturalisasi yang selalu mepet. Menurutnya, ada beberapa alasan yang membuat waktunya jadi terlihat mendesak.
“Kami mohon maaf, memang terkadang baru di injury time kami bisa melakukan persetujuan dengan pemain, karena kami juga harus membangun komunikasi dan komitmen terhadap para pemain-pemain yang berdarah Indonesia yang ada di luar sana,” kata Yunus.
“Karena kami berharap agar mereka (para pemain) ini benar-benar bisa memberikan dan menjadi Timnas kita. Jadi sewaktu-waktu Timnas kita membutuhkan kehadiran mereka untuk memperkuat Timnas, kami atau PSSI sangat berharap mereka bersedia, dan tidak mencari alasan apa-apa, kecuali mereka harus bersama Indonesia, untuk bersama-sama ke squad Timnas untuk bertanding.”
“Pun demikian terkadang juga kendalanya para agen-agen mereka bapak ibu saudara. Terkadang kamu juga harus membangun komunikasi dengan mereka untuk mempercepat proses administrasi, agar mereka secepatnya bisa memperkuat Timnas Indonesia. Itu lah beberapa kendala yang kami hadapi,” ujar Yunus.
(mcy/yna)