Jakarta –
Polisi membeberkan kronologi kasus penganiayaan dan penusukan santri Krapyak di perempatan Jalan Parangtritis-Prawirotaman, Kota Jogja. Para tersangka diduga salah sasaran menganiaya korban.
Dilansir detikJogja, Rabu (30/10/2024), sehari sebelum penusukan terjadi, ada satu peristiwa yang diduga menjadi awal mula kasus ini. Berikut ini kronologi lengkapnya:
Selasa, 22 Oktober 2024
Pukul 20.00 WIB
Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Surya Darma, menjelaskan peristiwa pertama terjadi pada Selasa (22/10) pukul 20.00 WIB di sebuah kafe di Jalan Parangtritis dekat kawasan Prawirotaman. Saat itu, saksi inisial B tengah nongkrong di kafe tersebut bersama temannya.
Pukul 01.30 WIB
Kemudian sekitar pukul 01.30 WIB datang pelaku berinisial E bersama kurang lebih 15 orang rekannya. Mereka hendak masuk ke kafe tersebut, tapi tidak jadi dan malah menuju ke gerai minuman keras (miras) tak jauh dari kafe tersebut.
“Karena saksi kenal dengan E, selanjutnya saksi bersama tamunya menemui E di depan Outlet 23 kemudian terjadi perselisihan di antara mereka. Kemudian saksi mengalami suatu penganiayaan,” papar Aditya dalam jumpa pers di Mapolresta Jogja, Selasa (29/10).
“Kemudian pelapor (teman saksi) menarik saksi masuk ke Luku cafe, namun E dan teman-temannya ikut masuk ke Luku cafe dan melakukan perusakan menggunakan parang dan tangan kosong yang mengakibatkan empat kursi rusak, satu kaca meja pecah, dan satu unit laptop rusak, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polresta,” sambungnya.
Rabu, 23 Oktober 2024
Pukul 21.00 WIB
Kemudian beralih ke peristiwa kedua pada Rabu (23/10) sekitar pukul 21.00 WIB. Menurut Aditya, para pelaku sudah berada di TKP kafe tersebut. Sedangkan kedua korban tengah jajan sate yang berada di seberang kafe tersebut.
“Kemudian korban selesai makan sate tiba-tiba ada suara seperti gelas atau botol pecah yang dilempar di jalan, selanjutnya korban dikeroyok oleh sekelompok orang yang tidak dikenal,” ujar Aditya.
“(Dianiaya) Menggunakan alat berupa benda tumpul, berupa balok kayu, helm, dan menggunakan tangan kosong serta menendangi korban dan mengatakan ‘ini orangnya, ini orangnya’ dan ada yang terdengar ‘bunuh, bunuh’,” imbuhnya.
Dua orang korban merupakan santri ponpes di Krapyak, Bantul. Satu orang mengalami luka tusuk dan satu orang mengalami luka penganiayaan.
Aditya menjelaskan, dua kejadian tersebut berkaitan lantaran pada kejadian kedua di hari Rabu, terdapat satu tersangka memprovokasi yang mengundang rekan-rekannya dan menyediakan miras.
“Ada seseorang yang memprovokasi menyiapkan tempat kemudian membelikan minuman agar teman-temannya nanti menuju ke tempat itu, minum setelah itu mabuk langsung membuat keributan,” jelasnya.
Simak selengkapnya di sini.
(fas/idh)