Jakarta –
Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono menceritakan sebab Anies Baswedan batal diusung PKS maju Pilgub 2024. Satu faktor diantaranya adalah putusan Mahkamah Konstitusi soal UU Pilkada yang baru diterbitkan seusai PKS menyatakan mengusung paslon lain.
Sejatinya, Suswono yang dulu menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPT) PKS masih berharap Anies maju sebagai calon gubernur. Sayangnya Partai NasDem lebih dulu menarik dukungan batal mengusung Anies.
Seperti diketahui, kala itu NasDem mengusung Anies sebagai calon gubernur. Kemudian PKS menyodorkan nama kadernya Sohibul Iman sebagai Calon Wakil Gubernur.
“Karena Nasdem tidak jadi mengusung beliau, Pak Anies. Ya, sehingga akhirnya, ya, PKS sendirian. Makanya kalau menang memang jangan tanggung. Ini karena menang tanggung cuma 18 kursi. Waktu itu belum ada keputusan MK, kan? Jadi kita nggak bisa mengusung,” jelas Suswono saat menghadiri deklarasi relawan Fahira Idris dan Bang Japar for RIDO di Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (26/10/2024).
Kendati bertepuk sebelah tangan, PKS sempat punya peluang mengusung Anies berkoalisi dengan PDIP yang saat itu belum mengusung siapapun.
“Nah, masalahnya apakah bersedia PDIP jadi wakilnya PKS? Kan begitu. Nah, cuma ya karena pada akhirnya ada keputusan, ya, ditunggu-tunggu juga belum bisa untuk berkoalisi,” ungkapnya.
Alhasil, PKS yang tak punya cukup kursi memutuskan bergabung dengan partai lain. Padahal di detik-detik terakhir aturan main Pilkada 2024 berubah, partai dapat mengusung calon dengan bermodalkan suara 8,5 persen di Jakarta.
“Ada keputusan MK. Sayangnya MK baru memutuskan tanggal 20. Padahal keputusan (PKS) itu tanggal 1, kan? Tanggal 1 Agustus. Tapi baru dibacakan tanggal 20,” ujarnya.
“Sehari setelah kita deklarasi KIM Plus. Kenapa pada akhirnya kita bergabung ke KIM Plus? Karena memang ada tawaran dari Kim bahwa wakilnya Pak Ridwan Kamil dari PKS,” imbuhnya.
Katanya, Ridwan Kamil bersedia ke Jakarta asal wakilnya dari PKS. Kala itu RK minta nama Ahmad Syaikhu sebagai pendampingnya.
“Cuma Pak Syaikhu sedang mengurus urusan Pilkada Se-Indonesia. Nah, tiktok sana-sini pada akhirnya Suswono yang diusulkan. Dan Pak Prabowo setuju. Kemudian partai-partai lain juga mendukung semuanya. Ya, jadilah akhirnya S-nya bukan Sohibul Iman, bukan Syaikhu, tapi Suswono,” jelasnya.
(aik/aik)