Manajer tim Rionny Mainaky memuji kualitas bulutangkis junior Indonesia. Meski kualitasnya sudah bagus, ia merasa belum cukup kuat secara keseluruhan.
Hal itu disampaikan Rionny, yang juga pelatih kepala Pelatnas PBSI, usai tim junior Indonesia meraih dua medali perunggu dari sektor tunggal putra dan ganda putri di Kejuaraan Dunia Junior 2024.
Hasil itu diraih usai tim junior Indonesia sempat menjadi juara Piala Suhandinata pekan lalu. Di ajang Kejuaraan Dunia Junior 2024, tim bulutangkis junior Indonesia kemudian hanya finis dengan menambah dua medali perunggu di kategori perorangan.
Hasil tersebut ternyata belum sepenuhnya memuaskan pelatih. Rionny menyoroti penampilan timnya, yang dinilai masih banyak melakukan kesalahan.
“Kalau bilang puas pastinya tidak tapi memang harus diakui kita belum cukup baik. Terlihat di babak delapan besar ada beberapa pemain yang seharusnya bisa menang tapi karena melakukan kesalahan sendiri jadi tidak berhasil,” kata Rionny Mainaky dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/10/2024).
“Mereka memiliki potensi dan kualitas yang bagus, tinggal ke depan kita membenahi untuk lebih baik lagi. Di tim kepelatihan dan saya sebagai kepala pelatih harus lebih kerja keras di tahun depan,” lanjutnya.
Rionny memaparkan beberapa catatan yang harus segera ditingkatkan Bismo Raya Oktora dan kawan-kawan untuk ke depannya.
“Yang masih kurang adalah daya juang di lapangan, kita mesti pelajari dari China dan Jepang. Bermain rapi, stamina dan pembentukan otot juga mesti ditingkatkan. Ini pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan kalau tidak mau tertinggal,” Rionny menyebutkan.
“Secara persiapan, tim ini sudah pemusatan latihan sejak setelah Kejuaraan Asia Junior. Ada beberapa try out kejuaraan juga sebagai bekal persiapan. Tapi melihat ini saya rasa memang harus ditambah, ini yang harus kita persiapkan lagi ke depannya,” ujarnya.
Secara khusus, Rionny juga mengevaluasi penampilan Moh Zaki Ubaidillah dan Isyana Syahira Media/Rinjani Kwinara Nastine di babak semifinal hari Sabtu (12/10).
“Ubed sedikit lagi bisa memenangkan pertandingan, andai saja dia antisipasinya bisa lebih aktif. Ini pengalaman juga buat dia bagaimana mengatasi tekanan, bukan hanya dari lawan tapi dari seisi arena, penonton yang begitu banyak,” kata adik kandung dari Richard dan Rexy Mainaky ini.
“Isyana/Rinjani dari fokus awalnya harus ditambah. Mereka kehilangan poin dari servis dan terima servis beberapa kali. Ini tidak boleh terjadi di laga penting seperti semifinal,” katanya.