Orang tua korban berharap Wily Yadri (24), pria pelaku fetisisme seksual perempuan terikat di Lebak, Banten, dihukum. Orang tua korban ingin pelaku dihukum seberat-beratnya.
“Dihukum seberat-beratnya, Wily sudah membuat anak saya menjalani hari-hari yang berat, anak saya trauma,” kata ibu dari korban perempuan berusia 15 tahun yang enggan disebut identitasnya, Senin (23/9/2024).
Ibu paruh baya ini mengaku kecewa dengan Wily karena mengelabui anaknya untuk membuat video fetisisme seksual. Terlebih saat pembuatan video itu anaknya masih berusia 13 tahun yang duduk dibangku SMP.
“Anak saya masih SMP waktu diminta Wily membuat video itu,” ujarnya.
Akibat video fetisisme tersebar, ibu korban mengakui ada perubahan sikap dari anak perempuannya. Cukup lama bagi ibu ini untuk membujuk anaknya bercerita.
“Waktu videonya tersebar dan jadi perbincangan di kampung, anak saya belum cerita sama sekali. Baru-baru ini anak saya berani cerita pernah diikat sama WY. Saya marah, kesal banget sama Wily,” jelasnya.
Ibu tersebut mengaku mengenal Wily sebagai seorang pelatih futsal anaknya. Pelaku Wily dikenal memiliki pribadi yang baik. Bahkan, beberapa kali Wily mau mengantar anaknya usai latihan futsal.
Tegur sapa antara ibu korban dengan Wily masih terjadi di awal bulan September. Ibu korban bertemu Wily ketika menonton bola di salah satu kampung di Warunggunung.
“Kalau saya sudah tahu anak saya diginiin (dibuat video fetish), waktu nonton bola Minggu lalu mungkin Wily sudah saya jambak. Iya sempat ketemu sebelum dia menyerahkan diri,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wily Yadri (24), pelaku fetisisme seksual dengan mengikat perempuan di Lebak, Banten, kini ditahan. Pantauan detikcom di Polres Lebak, Senin (23/9/2024), Wily digiring dari ruang tahanan ke ruang penyidik Satreskrim Polres Lebak untuk melanjutkan pemeriksaan.