Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta mitigasi bencana melalui pelatihan dan simulasi harus semakin gencar diberikan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar warga memiliki pemahaman mendalam mengenai bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.
Menurutnya, mitigasi tidak hanya untuk antisipasi bencana longsor, banjir, angin puting beliung, yang cenderung sering terjadi di Jabar, tapi juga gempa bumi seperti yang baru saja dirasakan di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung.
“Pelatihan, sosialisasi, itu sangat penting,” ujar Bey dalam keterangan tertulis, Jumat (20/9/2024).
Hal tersebut ia sampaikan saat ‘Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Gempa Bumi Kabupaten Garut’ di kantor Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut pada Kamis (19/9). Dalam kesempatan itu hadir pula Pj Bupati Garut Barnas Adjidin, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto.
Lebih lanjut Bey mencontohkan cerita satu anak di Kabupaten Bandung yang selamat dari gempa karena bersembunyi di bawah bangku. Sementara para tetangganya malah berlarian ke luar rumah dan tertimpa reruntuhan bangunan sebelum sempat keluar pintu.
“Hal seperti itu (SOP keselamatan) harus diingatkan terus ke masyarakat,” katanya.
Bey juga mendorong setiap desa memiliki tenda darurat yang saat bencana bisa dipakai mengungsi warga. Usai gempa pada Rabu (18/9), Bey masih melihat warga mengungsi masih menggunakan terpal sebagai pelindung.
“Ke depan fasilitas atau peralatan mitigasi bencana harus lebih siap lagi hingga di level desa,” kata Bey.
Selain itu, Bey turut mengapresiasi BNPB dan BPBD yang sudah bergerak cepat menangani dampak bencana gempa bumi di Kabupaten Bandung dan Garut.
Menurut Bey, di Kabupaten Garut BNPB telah menurunkan Bantuan Operasional Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan darurat bencana gempa bumi senilai Rp 250 juta.
Selain itu, bantuan logistik mulai dari makanan, tenda, popok bayi, pembalut wanita, dan paket peralatan lainnya, juga turut disalurkan. Sementara Dinas Sosial Jabar telah membangun dapur umum darurat.
Hingga Kamis pukul 17.00 WIB, BPDB Jabar sudah mendata ribuan rumah/bangunan rusak akibat gempa.
BPBD Jabar mencatat sebanyak 722 rumah mengalami rusak berat, 902 rumah rusak sedang dan 2.949 alami rusak ringan. Dari data tersebut paling banyak berlokasi di wilayah Kabupaten Bandung. Akibat gempa yang ditaksir BPBD Jabar telah membuat kerugian sekitar Rp 430 juta.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan tidak ada pengungsi yang terkonsentrasi di satu titik dalam jumlah besar. Warga masih bisa mengungsi ke rumah sanak keluarga.
Terkait kompensasi bagi rumah warga yang rusak, Suharyanto menjelaskan skema berdasarkan SK Kepala BNPB No. 296 tahun 2023. Ditetapkan, nilai bantuan stimulan rumah rusak terdampak bencana adalah Rp 60 juta untuk rusak berat.
Kemudian Rp 30 juta untuk rusak sedang, dan Rp 15 juta untuk rusak ringan. Skala perbaikan sampai berwujud akhir rumah tipe 36 dengan standar layak huni, aman bencana, tahan gempa.
Suharyanto meminta Pemda Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung segera mendata rumah rusak yang perlu dikompensasi.
Sementara itu, Pj Bupati Garut Barnas Adjidin menjelaskan gempa berdampak pada 23 desa di enam kecamatan, yakni Kecamatan Cibiuk, Cisurupan, Tarogong Kaler, Samarang, Sukaresmi, dan Kecamatan Pasirwangi. Sebanyak 1.244 bangunan rusak, paling banyak di Pasirwangi tercatat 1.107 bangunan rusak.
Sementara bangunan sosial seperti masjid, ataupun tempat berkumpul masyarakat lainnya yakni sebanyak 25 bangunan. Selain itu sebanyak 18 bangunan pendidikan juga rusak.