RK Terima Curhat Disabilitas soal Perluasan Subsidi Transportasi-Pendidikan


Jakarta

Bakal calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (RK), menggelar acara Bongkar Aspirasi Ridwan Kamil (BARK). Acara ini berisikan diskusi antara RK dengan warga yang membahas seputar persoalan Jakarta hingga langkah penyelesaiannya.

RK mengaku dari hasil diskusi dengan warga ini, dia mendapat beberapa curhatan, salah satunya dari penyandang disabilitas. Dia menyebut yang dicurhati oleh warga tersebut menyangkut kelayakan hidup bagi penyandang disabilitas di Jakarta.

“Pertama aspirasi kaum disabilitas yang masih merasa, curhatan ibu tadi, belum mendapatkan kehidupan dan eksistensi warga yang layak, perluasan subsidi transportasi, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain,” terang RK kepada wartawan di Hallf Patiunus, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2024).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RK mengungkap curhatan warga ini tentu menegaskan bahwa Jakarta harus menjadi kota yang berkeadilan. Dia menyebut akan memaksimalkan perlindungan bagi kelompok yang dilindungi negara termasuk disabilitas.

“Saya kira, konsep Jakarta berkeadilan tentu kita akan memaksimalkan kepada kelompok-kelompok yang akan dilindungi negara,” ungkap RK.

Selain menerima curhatan penyandang disabilitas, RK juga mengaku menerima aspirasi dari beberapa organisasi masyarakat (Ormas). Dia menjelaskan ormas ini meminta untuk dibuatkan ajang silaturahmi agar terjalin komunikasi yang baik antar warga.

“Yang kedua yang menarik tadi, ternyata ormas-ormas di Jakarta rindu untuk bikin acara-acara informal, sehingga terjadi komunikasi, antar ormas itu saling kenal,” kata RK.

“Kalau antar ormas, sehingga musyawarah sering bertemu akan mengurangi potensi konflik horizontal, mengurangi potensi bertengkar sesama ormas di tengah masyarakat dan lain-lain,” imbuhnya.

Namun, acara BARK yang dijadikan RK sebagai sarana untuk dialog bersama warga ini dinilai menyerupai gaya kampanye Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan saat Pilpres 2024 yang bernama ‘Desak Anies’. Meski begitu, RK menyebut cara sosialisasi dengan dialog bersama warga ini sudah dilakukannya sejak lama.

“Saya tidak terlalu menyimak yang dulu seperti apa, tapi poinnya saya pernah melakukan begini di banyak tempat juga ya. Bahwa mungkin sama dengan ‘Desak Anies’ saya kira enggak masalah, nggak usah terlalu dipertentangkan,” tegas RK.

“Mohon maaf ya, media tolong fokus pada substansinya. Kalau mirip tidak mirip saya kira bukan hal penting untuk diperdebatkan. Yang diperdebatkan itu kan isinya, dialognya, saya kira mudah-mudahan anglenya begitu ya,” pungkasnya.

(lir/lir)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *