Kevin De Bruyne angkat suara soal FIFA dan UEFA yang sewenang-wenang terkait kompetisi. Mereka cuma memikirkan uang ketimbang kesehatan pemain.
Apa yang De Bruyne ucapkan ini terkait rencana FIFA menggelar Piala Dunia 2026 di tiga negara dan dengan jumlah peserta lebih banyak, yakni sekitar 48 negara.
Belum lagi FIFA juga mengadakan Piala Dunia Antarklub dengan format baru Juni tahun tahun di Amerika Serikat. Alhasil jadwal di pertengahan tahun makin padat, di saat para pemain seharusnya beristirahat.
UEFA setali tiga uang dengan menambah kuota peserta Liga Champions menjadi 36 klub lewat format baru seperti Liga, yang diperkirakan baru kelar akhir tahun.
Situasi ini bukannya tidak diperhatikan oleh FIFA dan UEFA, tapi besarnya uang sponsor dan hak siar membuat mereka sulit menolak. Dengan kondisi ini, maka para pemain yang jadi korbannya.
Bukan pemandangan biasa ketika ada pemain yang mengalami cedera parah dan harus absen berbulan-bulan. Kalaupun selamat dari cedera, biasanya si pemain sulit tampil bagus karena banyaknya jumlah pertandingan, yang bisa mencapai lebih dari 60 laga per musim.
“Masalah utamanya akan muncul setelah Piala Dunia Antarklub. Kita tahu bahwa pekan pertama Liga Inggris itu cuma berjarak tiga minggu dari final Piala Dunia Antarklub. Jadi, kami cuma punya waktu istirahat tiga pekan dan langsung bersiap melakoni 80 pertandingan,” ujar De Bruyne kepada ESPN.
“Mungkin tahun ini tidak masalah, tapi akan jadi problem besar tahun depan. Asosiasi Pesepakbola Profesional di Inggris dan asosiasi pemain lainnya harus coba mencari solusi,” sambung kapten Timnas Belgia itu.
“Masalahnya adalah UEFA dan FIFA selalu menambahkan jumlah laga, sementara kekhawatiran kami adalah tidak pernah ada solusinya. Sepertinya uang lebih didengar ketimbang suara pemain.”