PT Bio Farma (Persero) memperkenalkan capaiannya dalam mengembangkan ekowisata di Bandung Barat dalam gelaran Festival LIKE 2 yang diinisiasi KLHK. Pengembangan ekowisata ini menjadi bagian dari peran Bio Farma dalam menciptakan inovasi sosial demi menjaga aspek sosial dan lingkungan di sekitar lokasi operasional perusahaan.
“Kita memiliki program community development yang berkaitan erat dengan aspek lingkungan, yaitu yakni kawasan edukasi atau taman hutan yang berkonsep ecotourism. Program yang kita jalankan turut menjadi stimulan bagi masyarakat untuk menumbuhkan sense of awareness terhadap lingkungan,” ungkap Vice President TJSL, Aset dan Umum Bio Farma, Tjut Vina saat ditemui detikcom di Festival LIKE 2.
Adapun pengembangan ekowisata ini berada di Desa Cipada, Kabupaten Bandung Barat. Di lokasi tersebut, Bio Farma memberi edukasi hingga pembinaan kepada masyarakat. Utamanya terkait pengembangan peternak milenial.
Ia menceritakan perseroan turut memberdayakan warga Desa Cipada sebagai peternak milenial dan dengan mengajak para peternak mengembangkan Program Re-Grass dan Sustainability Village. Warga diajak menanam Ruput BBU (Biofarma, BRIN, dan Unpad) yang memiliki nilai nutrisi lebih besar (khususnya pada kandungan protein) dibandingkan rumput biasa.
Pengembangan program rumput ini membuat para peternak mampu mengolah lahan rumput sendiri untuk pakan ternak yang lebih berkualitas dan memiliki kandungan nutrisi tinggi. Dengan begitu, peternak lebih mandiri dan tak perlu menghabiskan waktu dan tenaga lebih untuk mencari pakan di tempat yang jauh.
“Tentu kalau kita bicara peternakan, yang paling fokus yaitu pakannya dulu. Kita beri edukasi dan pendampingan. Mereka akhirnya mampu menanam lahan rumput seluas 20 hektare,” tutur Vina.
“Kita juga berhasil mengembangkan peternak milenial untuk turut aktif dalam mengembangkan potensi desa yang ada. Jadi orang-orang desa tidak pergi ke luar desa untuk mencari pekerjaan, tapi justru menciptakan lapangan pekerjaan di wilayah sendiri. Artinya ada kemandirian di sana,” imbuhnya.
Selain itu, Bio Farma juga mengembangkan kawasan eco forestry green tourism di Bukit Senyum yang berada di kawasan Desa Cipada. Bukit Senyum menjadi miniatur potensi desa yang bisa dimanfaatkan oleh anak-anak maupun dewasa untuk lebih mengenal pertanian, peternakan, hingga perkebunan di Desa Cipada.
“Harapannya program yang kita ciptakan akan menjadi suatu legacy kepada generasi penerus. Juga bisa menggugah para penerus bahwa di Desa Cipada ada potensi yang bagus,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bio Farma juga mengedukasi warga setempat mengenai penggunaan alternatif energi baru terbarukan (EBT). Salah satunya penggunaan panel surya yang juga sejalan dengan upaya Bio Farma di operasional perusahaannya demi mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.
“Komitmen kita dalam setiap kegiatan perusahaan selalu menekankan cara untuk menjaga lingkungan yang ada. Nah panel surya ini merupakan bentuk komitmen kami, memperkenalkan kepada masyarakat tentang apa itu energi terbarukan,” bebernya.
“Selain ada program community development yang memiliki dampak positif ke masyarakat, kita juga memperkenalkan teknologi ramah lingkungan. Poinnya bukan seberapa banyak masyarakat mengadopsi panel surya, tetapi bagaimana masyarakat aware. Harapannya masyarakat sadar bahwa penghematan energi itu sangat penting,” tandasnya.