Saham PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high) pada perdagangan hari Jumat (26/7). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham BBCA sempat menembus level Rp 10.400/saham, tidak lama setelah pasar dibuka atau sekitar pukul 09.05-10.10 WIB. Level tersebut merupakan rekor tertinggi baru dalam perdagangan intraday.
Pada penutupan perdagangan hari Jumat (26/7), harga saham BBCA ditutup di level Rp 10.325/saham, atau naik 1,98% dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data RTI, saham BBCA juga tercatat sebagai saham yang paling banyak dikoleksi asing dalam sepekan terakhir, dengan net foreign buy mencapai Rp873 miliar.
Pencapain all time high dari saham BCA terjadi setelah perusahaan mengumumkan kinerja keuangannya pada hari Rabu (24/7). BCA dan entitas anak mencatatkan pertumbuhan total kredit sebesar 15,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 850 triliun per Juni 2024. Adapun pertumbuhan ini berada di atas rata-rata industri.
Dari sisi profitabilitas, BCA dan entitas anak mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebanyak 11,1% YoY menjadi Rp 26,9 triliun pada semester I 2024. Pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan secara berkualitas, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
“Kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun UMKM. Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024. Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sekitar Rp50 triliun. Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah, serta dukungan dari pemerintah dan otoritas sehingga BCA dapat melalui paruh pertama 2024 dengan baik,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja.
Lebih lanjut, Jahja menjelaskan kredit korporasi menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi per Juni 2024, naik 19,9% YoY mencapai Rp 388,6 triliun. Di sisi lain, kredit komersial tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp 127,8 triliun, dan kredit UKM naik 12,7% YoY hingga mencapai Rp 114,4 triliun.
Selanjutnya, portofolio kredit konsumer meningkat 13,6% YoY menjadi Rp210,2 triliun, didorong penyaluran KPR yang tumbuh 10,8% YoY mencapai Rp126,9 triliun, serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4% YoY menjadi Rp62,1 triliun. BCA juga membukukan kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) sebesar 20,2% YoY mencapai Rp17,8 triliun.
Selain itu, penyaluran kredit BCA ke sektor-sektor berkelanjutan, termasuk investasi pada obligasi hijau serta kredit dengan skema sustainability linked loans pun tumbuh 9,3% YoY, hingga menyentuh Rp198 triliun per Juni 2024, atau setara 23,2% dari total portofolio pembiayaan.
BCA secara konsisten juga mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik. Adapun hingga Juni 2024, BCA telah menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor listrik sekitar Rp1,5 triliun, tumbuh 2 kali lipat secara YoY. BCA juga menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha #KaMUKartini, dengan bunga mulai 3,21% p.a. untuk perempuan pengusaha. Hingga Juni 2024, penyaluran Kredit Multiguna Usaha #KaMUKartini meningkat hingga 250% secara tahunan.
Jahja menegaskan perbaikan kualitas pinjaman BCA juga berdampak terhadap pertumbuhan kredit. Adapun rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4% pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu, yaitu 9%. Sementara itu rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 2,2%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2% dan 71,2%.
Di sisi pendanaan, lanjut Jahja, total dana pihak ketiga (DPK) naik sebesar 5% YoY menyentuh Rp1.125 triliun. Selanjutnya, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi 82% lebih dari total DPK, atau tumbuh 5,8% mencapai Rp915 triliun.
Pertumbuhan CASA pun turut sejalan dengan total frekuensi transaksi BCA yang naik 21% YoY mencapai 17 miliar pada semester I 2024, tumbuh 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Sementara untuk di kanal digital, Jahja mengungkapkan frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 14,8 miliar, atau naik 24% YoY.
Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit dan pendanaan, BCA juga mampu mempertahankan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) pada semester I 2024 sebesar 7,9% YoY, mencapai Rp39,9 triliun. Pendapatan selain bunga pun meningkat sebesar 12,1% YoY menjadi Rp12,4 triliun. Selanjutnya, total pendapatan operasional 62,1 mencapai Rp52,4 triliun, naik 8,9% YoY. Peningkatan kualitas aset diiringi turunnya biaya provisi BCA hingga 6,8% YoY.
Jahja mengatakan pertumbuhan ini tentunya tak lepas dari inovasi fitur ‘Poket Valas’ pada aplikasi myBCA. Melalui fitur ini, nasabah dapat lebih mudah melakukan transaksi di luar negeri.
“BCA mengembangkan myBCA secara berkesinambungan, kini menghadirkan fitur baru ‘Poket Valas’. Fitur ini merupakan kantong dana dengan pilihan delapan mata uang asing, yang terkoneksi dengan satu rekening. Dengan fitur ini, nasabah dapat melakukan transaksi menggunakan mata uang asing kapanpun dan di manapun. Transaksi debit dan tarik tunai di luar negeri dengan mata uang asing juga bisa dilakukan tanpa konversi kurs ke rupiah,” papar Jahja.
Selain itu, BCA juga melakukan peningkatan pelayanan melalui aplikasi myBCA. Adapun saat ini nasabah dapat melakukan pendaftaran atau login myBCA dengan menggunakan nomor telepon luar negeri dari ratusan negara. myBCA juga telah dilengkapi fitur Rekening Dana Lender untuk keperluan nasabah yang menjadi investor di P2P lending. Pengembangan layanan digital juga dilakukan terhadap KeyBCA yang kini tersedia dalam bentuk aplikasi.
Sebagai bentuk apresiasi bagi nasabah, BCA juga menghadirkan program Gebyar Hadiah BCA yang berlangsung pada 1 Mei-31 Agustus 2024. Melalui program ini, BCA membagikan berbagai hadiah kepada para nasabah setia BCA mulai dari, Vespa LX I Get 125 hingga Mobil Mercedes Benz.
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Bakti BCA menggelar kuliah umum bertajuk ‘BCA Berbagi Ilmu’ di 5 universitas negeri yang tersebar di Indonesia. Jajaran Direksi BCA hadir langsung memberikan kuliah umum bagi lebih dari 3.300 mahasiswa. Program BCA Berbagi Ilmu juga dilengkapi kegiatan student banking tour ke sejumlah kantor cabang BCA, serta pelatihan merias dan sertifikasi profesi Makeup Artist bagi Sahabat Disabilitas.
Tak sampai di situ, BCA mendukung revitalisasi kebun kelompok tani kopi Cikoneng, Bogor, seluas 10 hektare melalui program Bakti BCA. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani kopi dengan standar internasional. Selain itu, Bakti BCA kembali menyelenggarakan workshop sertifikat halal gratis dengan target 2.000 peserta UMKM, naik 2 kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Sementara untuk sektor kesehatan, Bakti BCA menjadi funding partner senilai US$ 1 juta untuk mendukung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan U.S. Agency for International Development (USAID) dalam program Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia. Program ini dilaksanakan di 8 kabupaten di berbagai wilayah Indonesia, dan akan diteruskan secara berkelanjutan. Bakti BCA bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga bekerja sama dalam kegiatan donor darah dengan mengumpulkan 411 kantong darah. (adv/adv)