Dengan mayoritas angkatan kerja di Asia Pasifik (90%) mendukung model kerja jarak jauh atau hibrida, Indonesia menunjukkan adaptasi monumental terhadap tren ini. Pengusaha kini mengintegrasikan perekrutan berbasis keterampilan, memanfaatkan kecerdasan buatan dan otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi, serta mengadopsi sistem kerja fleksibel untuk menarik dan mempertahankan bakat terbaik, sesuai dengan data terbaru.
Pada era digital saat ini, di mana kandidat melakukan penelitian mendalam terhadap perusahaan, proses rekrutmen yang mulus menjadi krusial. Sebagian besar kandidat mengalami pengalaman wawancara yang membingungkan, yang secara signifikan mempengaruhi keputusan karier mereka. Karena itu, kebutuhan akan solusi inovatif yang menitikberatkan pada kepuasan kandidat semakin mendesak.
Ben Chew, pemilik Talentvis dan Talentvis Academy, menekankan pentingnya pendekatan yang holistik dalam perekrutan dan pengembangan bakat. Ben melihat perubahan besar dalam bagaimana perusahaan harus beradaptasi. Mengutamakan pengalaman kandidat dan menyediakan pelatihan yang relevan menjadi kunci dalam mempertahankan talenta terbaik.
Pengalaman Kandidat dalam Proses Rekrutmen
Pada era digital, pengalaman kandidat dalam proses rekrutmen memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi mereka terhadap perusahaan dan keputusan karier mereka. Survei menunjukkan bahwa 42% pencari kerja akan menolak tawaran pekerjaan jika mereka mendapati pengalaman yang buruk selama wawancara. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya bagi perusahaan untuk memperhatikan bagaimana kandidat diperlakukan selama proses rekrutmen.
Pengalaman yang positif dan profesional dapat meningkatkan kemungkinan kandidat terbaik menerima tawaran pekerjaan, sementara pengalaman negatif dapat menyebabkan kehilangan kandidat potensial. Selain itu, 70% manajer perekrutan dalam suatu survei mengaku telah berhasil merekrut kandidat melalui media sosial, yang memungkinkan mereka melihat profil kandidat secara lebih mendalam termasuk pengalaman dan keterampilan yang dimiliki. Dan, mengutamakan solusi inovatif seperti mengikuti kelas upskilling juga menjadi penting dalam menyediakan pelatihan dan persiapan yang dibutuhkan bagi calon pekerja untuk sukses dalam proses rekrutmen modern, yang meliputi pengembangan keterampilan dan persiapan untuk menghadapi tantangan pasar kerja saat ini.
Rekrutmen yang Lebih Strategis
Tren rekrutmen saat ini menunjukkan perubahan signifikan yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan dinamika pasar kerja yang terus berubah. Di tengah transisi menuju model kerja fleksibel dan digital, perusahaan-perusahaan mulai mengadopsi pendekatan rekrutmen yang lebih strategis dan efisien. Berikut adalah beberapa tren rekrutmen yang sedang berlangsung saat ini dan diprediksi akan berlanjut di masa depan.
Pertama, Employee Wellbeing (Kesejahteraan Karyawan). Perusahaan saat ini tidak hanya menawarkan gaji kompetitif, tetapi juga memperkenalkan program-program untuk kesejahteraan karyawan (employee wellbeing). Hal ini mencakup fasilitas seperti day care, cuti hamil/melahirkan, nursing room, serta kegiatan spiritual dan pelatihan keterampilan. Tren ini bertujuan untuk menarik talenta terbaik dan meningkatkan retensi karyawan, dengan data menunjukkan 27% perusahaan di Indonesia melakukan pengurangan tenaga kerja kontrak pada 2023.
Kedua, Perekrutan Gen-Z. Perusahaan mulai menarik kandidat dari Generasi Z, yang lahir pada 1997-2012, menjadi target utama rekrutmen, dengan 45% perusahaan menargetkan kandidat dari generasi ini. Generasi ini memiliki preferensi dan karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya, sehingga membutuhkan pendekatan rekrutmen yang sesuai. Selain itu, penting juga bagi perusahaan untuk merekrut kandidat-kandidat dari berbagai latar belakang. Dengan berbagai usia, budaya, dan gaya hidup yang berbeda dapat membawa kreativitas dan ide-ide baru ke dalam perusahaan.
Ketiga, Pengembangan Keterampilan. Perusahaan juga semakin menyadari pentingnya pengembangan keterampilan kontekstual dan relevan untuk menghadapi tantangan masa depan, baik melalui pelatihan internal maupun melalui kemitraan dengan lembaga pelatihan. Dengan memberikan akses kepada karyawan untuk mengembangkan dan memperbaharui keterampilan mereka, perusahaan tidak hanya meningkatkan retensi bakat tetapi juga memastikan bahwa mereka tetap relevan dan beradaptasi di masa depan yang dinamis.
Keempat, Adaptasi Online. Pada era ini, perusahaan juga harus beradaptasi dengan menggunakan alat-alat seperti marketing, outsourcing, dan application management systems untuk menyempurnakan proses perekrutan mereka. Dengan berinvestasi dalam alat-alat modern dan layanan rekrutmen dari pihak ketiga, perusahaan dan departemen HR mereka dapat lebih fokus pada pekerjaan internal dan kesejahteraan karyawan mereka. Kandidat juga harus menguasai skill wawancara dan aplikasi online (CV, cover letter); terdapat banyak sumber daya di internet yang dapat kita manfaatkan untuk mempelajari cara memperbaiki profil LinkedIn, CV, dan presentasi pribadi dalam wawancara. Idealnya, kandidat harus benar-benar memahami apa yang dicari oleh pemberi kerja dari aplikasi dan keterampilan mereka.
Harus Beradaptasi
Dengan pertumbuhan digitalisasi saat ini, baik kandidat maupun perekrut harus beradaptasi dengan strategi-strategi baru dan tetap berkompetisi. Di tengah perubahan besar dalam dunia kerja dan rekrutmen di Indonesia, baik perusahaan maupun pencari kerja harus beradaptasi dengan cepat terhadap tren terbaru. Perusahaan perlu fokus pada pengalaman kandidat, mengadopsi pendekatan rekrutmen yang inovatif, dan memprioritaskan pengembangan keterampilan serta kesejahteraan karyawan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik.
Sementara itu, kandidat harus memanfaatkan sumber daya digital untuk meningkatkan profil mereka dan mempersiapkan diri dengan baik untuk proses rekrutmen online. Dengan pemahaman dan adaptasi terhadap strategi-strategi baru ini, kedua belah pihak dapat menghadapi tantangan masa depan dan tetap kompetitif dalam pasar kerja
yang semakin dinamis.
Wiwiek Sindarta Direktur Regional Senior Talentvis Indonesia