Aktivis Korsel sempat membalas aksi tersebut dengan mengirimkan balon-balon berisi rekaman musik K-Pop hingga pidato anti-Korut. Pengiriman balon berisi sampah itu terus berlanjut hingga kini.
Terbaru, balon sampah tersebut mencapai wilayah dekat kantor Presiden Korsel. Otoritas Korsel pun berang.
Kamis (25/7/2024). balon-balon berisi sampah dari Korut itu mendarat di dekat kompleks kantor kepresidenan Korsel pada Rabu (24/7) pagi waktu setempat. Ini menjadi salah satu insiden terbaru melibatkan balon sampah kiriman Pyongyang yang mendarat di dalam wilayah Korsel dalam beberapa bulan terakhir.
Dinas Keamanan Presiden Korsel menyebut sampah yang dibawa oleh balon-balon Korut itu diidentifikasi di area sekitar kompleks pemerintah di area Yongsan. Benda-benda di dalam balon tersebut, menurut Dinas Keamanan Presiden Korsel, tidak mengandung kontaminan atau risiko-risiko lainnya.
“Dengan arah angin saat ini yang mengarah ke barat, balon-balon sampah yang ditujukan ke (Korea) Selatan bergerak menuju bagian utara (Provinsi) Gyeonggi,” sebut Kepala Staf Gabungan (JCS) pada militer Korsel.
Sejak tahun 2022, kantor kepresidenan Korsel terletak di Yongsan, sebuah distrik pusat di Seoul. Hal itu terjadi setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengubah tradisi puluhan tahun dan memindahkan kantornya dari Blue House yang lebih terpencil.
Pada Rabu (24/7) malam, balon-balon sampah dari Korut itu kembali berulah. Otoritas Korsel mengatakan sekitar 500 balon yang membawa sampah dikirimkan oleh Korut ke wilayah udara Korsel dalam 24 jam terakhir.
Balon-balon sampah dari Pyongyang ini bahkan mengganggu penerbangan dan memicu kebakaran di atap salah satu bangunan tempat tinggal di wilayah Korsel. Laporan seorang pejabat pada Korporasi Bandara Korea menyebut sebuah balon sampah memicu penundaan selama 2 jam terhadap operasional lepas landas dan pendaratan di Bandara Gimpo, Seoul, pada Rabu (24/7) malam waktu setempat.