Siapa Kelak Pimpin Amerika Serikat, Kim Jong Un Bodo Amat

In this photo provided by the North Korean government, North Korean leader Kim Jong Un speaks during a Politburo meeting of the ruling Workers’ Party in Pyongyang, North Korea, Tuesday, June 29, 2021. Kim ripped into senior ruling party and government officials over what he described as a serious lapse in national efforts to fend off COVID-19. The North’s official Korean Central News Agency said Wednesday, June 30, 2021 that Kim made the comments during the meeting, which he called to discuss a “grave incident” in anti-epidemic work that he said created a “huge crisis” for the country and its people. The content of this image is as provided and cannot be independently verified.(Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un tak peduli siapa yang akan menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Korut menegaskan tak peduli dengan siapapun pemenang Pilpres AS.

Pernyataan itu disampaikan Kim saat siapa peserta Pilpres AS jadi tak menentu usai Presiden AS Joe Biden mundur dari bursa capres Partai Demokrat. Langkah Biden itu menimbulkan pertanyaan siapa yang menjadi penantang mantan Presiden AS Donald Trump yang diusung Partai Republik pada Pilpres AS 2024.

Dilansir Reuters dan NK News, Selasa (23/7/2024), laporan media pemerintah Korut yang dirilis pada Selasa (23/7) meragukan harapan dialog di masa depan dengan Washington, terlepas apa pun hasil Pilpres AS yang digelar November 2024.

Dalam tulisan kolom tanpa nama penulis yang dirilis kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), Korut menyatakan ‘tidak peduli’ dengan siapa pun pemenang pilpres, meskipun salah satu capresnya, Donald Trump, memiliki hubungan dekat dengan Kim Jong Un.

Trump, yang mewakili Partai Republik, kemungkinan akan berhadapan dengan Wapres AS Kamala Harris yang kini diunggulkan menjadi capres dari Partai Demokrat. Kolom yang dirilis KCNA itu juga menyebut iklim politik antara Partai Demokrat dan Partai Republik menjelang pemilu AS ‘dibingungkan oleh pertikaian’.

Pyongyang menyakini situasinya tidak akan berubah terlepas apa pun hasil pemilu AS nantinya. Hal itu yang membuat Korut tak peduli apapun hasil Pemilu AS.

“Meskipun ada pemerintahan yang berkuasa di AS, iklim politiknya, yang dibingungkan oleh pertikaian kedua partai, tidak akan berubah, dan oleh karena itu, kami tidak peduli dengan hal ini,” cetus tulisan kolom yang dirilis KCNA tersebut.

“Dialog mengenai upaya jahat dan dialog semacam itu sebagai perpanjangan dari konfrontasi, tidak perlu dilakukan sejak awal,” imbuh tulisan kolom itu.

Laporan KCNA itu dirilis setelah Trump, dalam pidatonya di Konvensi Nasional Partai Republik pekan lalu, mengklaim dirinya menghentikan peluncuran rudal Korut dan menyebut Kim Jong Un ‘merindukan’ dirinya. Trump juga menegaskan akan meningkatkan hubungan dengan Pyongyang jika kembali terpilih sebagai Presiden AS.

“Tapi ketika kami kembali, saya akan akrab dengannya. Dia juga ingin melihat saya kembali. Saya pikir dia merindukan saya jika Anda ingin tahu kebenarannya,” ucap Trump dalam pidatonya pekan lalu.

KCNA dalam laporannya menekankan jika Trump dalam pidatonya baru-baru ini mengklaim dirinya akrab dengan Kim Jong Un dan mengakui bahwa ‘menyenangkan bisa akrab dengan seseorang yang memiliki banyak senjata nuklir’.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *