Pegi bilang sengaja menggunakan nama samaran Robi karena nama aslinya kerap dipelesetkan menjadi Peggy Melati Sukma. Aktris senior yang terkenal pada 2000-an berkat perannya di film ‘Gerhana’.
Ya sudah, kalau kamu beneran nggak ngelakuin, sampai mati pun kamu jangan pernah ngaku ya.”
Pada 21 Mei lalu, Pegi ditangkap paksa satuan Ditreskrimum Polda Jawa Barat lantaran dituding terlibat pembunuhan pasangan muda-mudi di Cirebon pada 2016. Pegi dituduh sebagai dalang pembunuhan Muhammad Rizky Rudian (Eki) dan Vina Dewi Arsita (Vina), yang tewas dibunuh sekelompok geng motor di daerah Talun, Cirebon, pada Sabtu, 27 Agustus 2016. Belakangan, kasus ini kembali ramai diperbincangkan setelah film bertajuk ‘Vina: Sebelum 7 Hari’ tayang di bioskop beberapa bulan lalu.
Hari itu, Pegi tengah menjemput anak majikannya di salah satu sekolah di kawasan Bojongloa Kaler, Bandung. Saat menunggu anak majikannya itu, sempat ada dua orang mengambil foto Pegi dengan kamera mirrorless. Satu orang, kata Pegi, mengenakan sweater hijau dan celana pendek. Satu lagi mengenakan pakaian kasual biasa.
“Saya kan mengira mereka lagi selfie, ya sudah, nggak apa-apalah. Diam saja,” tutur Pegi saat ditemui reporter detikX di rumahnya di Cirebon pekan lalu.
Pegi lantas mengantar anak majikannya itu ke rumah sang nenek. Di situ, Pegi sudah membuat janji temu dengan majikannya. Rencananya, Pegi akan diminta bantu mengecat rumah majikannya itu.
Hari sudah petang saat Pegi tiba di rumah itu. Dia izin menumpang salat Magrib.
Saat tengah mengambil air wudu, sejumlah polisi langsung membekuk Pegi. Leher Pegi dipiting dan tangannya diborgol. Pegi belum sempat bicara apa-apa.
Para polisi ini, kata Pegi, datang menggunakan enam mobil. Majikan Pegi yang tidak tahu apa-apa saat itu juga ikut ditangkap. Mereka langsung digelandang ke mobil.
“Akhirnya pembunuh apes juga,” kata salah seorang polisi seperti yang dituturkan ulang Pegi.
Dua polisi mengapit Pegi di dalam mobil. Dia dibawa ke Polsek Bojongloa Kaler. Di situ, mata Pegi dilakban. Setelah itu, ia dibawa ke Polda Jawa Barat.
Di Polda Jabar, polisi mulai memeriksa Pegi. Dia diminta duduk di lantai dingin ruang pemeriksaan, sementara penyidik duduk di kursi. Ada lima orang penyidik yang ikut memeriksa Pegi malam itu. Empat laki-laki, satu perempuan.
Polisi berulang kali bertanya kepada Pegi soal pembunuhan Eki dan Vina. Tetapi Pegi berulang kali membantah. Dia mengaku tak pernah melakukan hal yang dituduhkan.
“Bug!” satu bogem mentah melayang ke mata Pegi. Matanya lebam membiru. “Jangan bohong kamu!” kata salah seorang penyidik.
Lagi-lagi Pegi membantah. Seorang penyidik perempuan, kata Pegi—sudah paruh baya—lantas menginjak pahanya. Wajahnya disekap dengan kantong kresek. Pegi dipaksa mengaku. Pegi merasa tidak melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan. Alibi Pegi, saat pembunuhan Eki dan Vina terjadi, ia sedang berada di Bandung, bekerja sebagai kuli untuk membantu biaya sekolah adik-adiknya.